Walau sebutannya sudah “kids zaman now” yang lebih sering main gadget daripada main gundu, namun tetap saja Si Kecil perlu rutin minum obat cacing. Ya, karena menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, penyakit cacingan tidak selalu ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminthiasis), tapi juga bisa ditularkan lewat berbagai cara lainnya. Salah satu cara penularan yang sering terjadi adalah melalui makanan atau minuman yang tercemar telur cacing.
Gejala Cacingan
IDAI juga menyampaikan kalau gejala infeksi cacing bisa ringan hingga berat. Jika infeksinya ringan, gejalanya:
-Lesu
-Tidak bersemangat
-Sering mengantuk
-Pucat
-Kurang gizi
Perlu Moms ketahui juga, kalau infeksi cacing berpengaruh pada pemasukan, pencernaan, penyerapan, dan pengolahan makanan di perut Si Kecil. Kalau sudah demikian, akibatnya adalah hilangnya protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin dalam jumlah besar. Wah, hal itu bisa menimbulkan anemia, diare, dan gangguan respons imun pada anak lho, Moms!
Kapan anak perlu minum obat cacing?
Menurut IDAI, balita usia 2 tahun dapat mulai diberikan obat cacing, bersamaan dengan mulai menjaga kebersihan lingkungan. “Prinsip pemberian obat cacing pada anak adalah bila hasil pemeriksaan tinja ditemukan telur cacing atau cacing, dan memiliki gejala anemia, gangguan nutrisi, lekas letih, dan lesu,” tulis dr. Bagus Budi Santoso pada artikelnya untuk IDAI, yang telah di-review oleh dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K).
(Tiffany Warrantyasri/Dok. Freepik)