Apakah akhir-akhir ini Moms merasa kurang atau bahkan tidak bahagia? Apabila Moms menjawab iya, dapat berarti Anda sedang menjalani gaya hidup yang salah. Lalu, bagaimana agar bahagia? Memiliki relasi baik dengan sesama, alam sekitar, serta nilai spiritual diri menjadi jawabannya. Inilah poin penting dari digelarnya Happiness Festival pada 31 Maret hingga 1 April lalu.
Ketiga hal tersebut sebenarnya terkandung dalam poin-poin Sustainable Development Goals (SDGs) yang diluncurkan oleh PBB. Indonesia pun telah meratifikasi SDGs dan memasukkannya dalam berbagai undang-undang nasional. Namun, sayangnya sosialisasi tentang SDGs masih minim sehingga belum dapat diterapkan secara luas di Indonesia.
Tercapainya SDGs di Indonesia tak semata-mata demi masyarakat yang sejahtera, namun juga bahagia. Hal ini dinyatakan oleh Prof. Mari Elka Pangestu, Ph.D, mantan Menteri Perdagangan Indonesia dan Presiden organisasi nirlaba United in Diversity. “Sekarang tak cukup dengan menjadi sejahtera saja, namun haruslah menjadi manusia yang bahagia. Ini dapat kita raih dengan mendukung gaya hidup yang berdasarkan poin-poin SDGs” ujar Mari.
Berbagai cara dapat ditempuh untuk dapat mewujudkan hal tersebut. Melalui Happiness Festival, Mari memperkenalkan 3 cara yang dapat dilakukan. Ini kemudian disebut sebagai Kebahagiaan Piramida SDG.
“Happiness Festival hadir untuk memperkenalkan 3 cara untuk bahagia. Kami percaya bahwa akar permasalahan yang dihadapi oleh negara kita, seperti kemiskinan, polusi hingga ketidaksetaraan dapat dibenahi jika kita sebagai warga negara dapat membantu pemerintah menjaga harmoni antar manusia, lingkungan dan spiritual. Happiness Festival memperkenalkan banyak aksi riil yang mudah untuk dilakukan dalam menjaga harmoni dengan ketiga elemen ini dan jika kita konsisten dalam melakukannya, akan membawa perubahan besar,” ungkap Mari.
Berbagai dialog dan workshop pun dilakukan dalam kerangka Kebahagiaan Piramida SDG. Dalam upaya menjalin hubungan baik dengan sesama, terdapat beberapa dialog yang dilakukan. Seperti Good Deeds: Happy Volunteering pada 31 Maret dan Kita Muda Kita Ada pada 1 April.
Selain itu, terdapat banyak booth yang menjual hasil karya anak bangsa yang ramah lingkungan. Seperti booth milik Bumi, merek fashion eco-friendly lokal yang menjual sepatu berbahan dasar tumbuhan, dan booth dari Burgreens yang menjual makanan berbahan dasar nabati atau vegetarian. Dilakukan pula beberapa workshop yang mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan, seperti workshop daur ulang pakaian bertajuk Upcycle Fashion Waste oleh Treadapeutic pada 31 Maret 2018.
Rangkaian acara diawali dengan yoga bersama yang dilakukan untuk meningkatkan nilai spiritual diri, dan ditutup dengan persembahan musik dari White Shoes & The Couple Company pada Minggu 1 April petang.
“Walaupun terkesan simpel, tujuan acara ini sangat besar. Karena banyak orang tidak sadar, dibalik hal-hal yang mereka lakukan dalam hidup tujuan akhirnya adalah kebahagiaan itu sendiri. Menurutku, acara ini bisa membantu banyak orang untuk dapat lebih bahagia,” ujar Tsamara Amany Alatas, politikus muda yang menjadi narasumber dialog bertajuk Girl Boss: The Women Role To Make Happier Society pada 31 Maret kemarin.
Jadi, siapkah Moms menjadi bahagia dengan Kebahagiaan Piramida SDG? (Gabriela A. Pramesvari/TW/Dok. M&B)