Moms, zaman sekarang semakin banyak penyakit yang baru terdengar, dan ternyata sangat berbahaya. Termasuk kanker kolorektal yang termasuk dalam kategori penyakit silent killer. Terdapat satu dari empat pasien kanker ini yang baru terdiagnosa setelah memasuki stadium lanjut dan telah menyebar ke organ lainnya.
Menyerang 1 dari 20 Orang
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kanker kolorektal merupakan penyebab kematian kedua terbesar untuk laki-laki dan penyebab kematian ketiga terbesar untuk perempuan. Data GLOBOCAN 2012 juga menunjukkan bahwa insiden kanker kolorektal di Indonesia adalah 12,8 per 100.000 penduduk usia dewasa. Tingkat kematiannya pun mencapai 9,5 persen dari seluruh kanker. Bahkan, secara keseluruhan risiko terkena kanker kolorektal adalah 1 dari 20 orang.
Sayangnya, sebagian besar dari kita masih menganggap bahwa kanker dengan nama unik ini berkaitan dengan kanker keturunan atau hanya terjadi di usia tua. Padahal, kanker yang tumbuh pada usus besar atau rektum ini juga sangat dipengaruhi oleh gaya hidup.
Usia Penderita
Seperti data yang didapat, bahwa 30 persen dari penderita kanker ini berada dalam usia aktif, sekitar 40 tahun atau bahkan lebih muda lagi. Di Indonesia sendiri, penyebabnya lebih sering karena pengaruh gaya hidup, dan hanya sebagian kecil kasus disebabkan oleh genetik.
Prof. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD-KHOM, FACP, FINASIM, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesiamenjelaskan,“Yayasan Kanker Indonesia mengajak masyarakat agar lebih waspada dan tidak mengabaikan tanda-tanda penyakit ini dengan melakukan deteksi dini –mengingat gejala kanker kolorektal tidak terlihat jelas.”
Cara Mencegah
Untuk itu, baik Moms ataupun anggota keluarga bisa mulai melakukan gaya hidup sehat sejak awal. Hindari kebiasaan makan daging merah, makanan berlemak, juga konsumsi alkohol dan mengurangi kebiasaan merokok. Ubah budaya di rumah dengan lebih sering menyediakan buah dan sayur.
Jangan lupa untuk memberikan ikan juga terutama untuk Si Kecil untuk mencegah timbulnya sel kanker seperti kolorektal. Kurangi juga bera badan yang berlebih sehingga tubuh juga lebih sehat.
Dengan perubahan gaya hidup ini, diharapkan dapar menurunkan angka kematian akibat kanker kolorektal di Indonesia. Apalagi, penyakit ini tidak memiliki gejala khusus yang tampak, sehingga sulit dilakukan pemeriksaan lebih awal.
Lawan!
Namun, jika Anda sudah terdiagnosa, maka perlu melakukan perawatan medis seperti terapi target dan pemeriksaan status penanda tumor RAS, yang akan membantu pasien kanker kolorektal mendapatkan obat yang tepat (personalized treatment). Personalized treatment memungkinkan pemakaian obat yang tepat sehingga pasien akan terhindar dari efek samping dan biaya yang tidak perlu.
Sebagai langkah penanganan, perusahaan sains dan kesehatan, Merck pun mengajak masyarakat untuk tidak tinggal diam terhadap penyakit ini. “Sebagai perusahaan yang bergerak dalam sektor kesehatan, Merck memiliki komitmen untuk ikut serta meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia dengan melakukan edukasi pada pekerja kesehatan dan masyarakat,”jelas Medical Director PT Merck Tbk, dr. Risa Anwar.
Untuk itu, Merck bekerjasama dengan YKI meluncurkan inisiatif bari bertajuk Gut Strength yang ingin mengajak masyarakat agar lebih terbuka dan memberikan dukungannnya kepada para penderita kanker, khususnya kanker kolorektal. Gerakan ini berfokus pada tiga elemen yaitu kebersamaan (together), kekuatan (strength), dan dukungan (support). Jadi mulai sekarang, mulailah menjaga gaya hidup sehat agar tubuh Moms dan keluarga terhindar dari segala jenis kanker berbahaya dan bisa hidup lebih lama bersama keluarga. (Vonia Lucky/TW/Dok. Freepik)