Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

8 Tips Hadapi Kelahiran Prematur

8 Tips Hadapi Kelahiran Prematur

Kelahiran prematur didefinisikan sebagai kelahiran bayi hidup sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Di Indonesia, tingkat kelahiran prematur sangat tinggi. Bahkan menjadi salah 1 penyebab kematian bayi terbanyak.

 

Walaupun dapat dihindari, kelahiran prematur tetap dapat terjadi pada siapa saja, Moms. Apabila hal ini terjadi, siapkan diri Anda untuk menghadapinya. Ini demi kebaikan Anda dan Si Kecil.

 

Penjelasan dari dr. Agung Z. W., pemerhati kelahiran prematur sekaligus pendiri komunitas Prematur Indonesia, berikut dapat menjadi referensi Anda untuk menghadapi kelahiran prematur.

 

1. Tes TORCH

Lakukan pemeriksaan TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalovirus, herpes simplex) sebelum dan semasa hamil. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah Anda terpapar dengan salah 1 patogen di atas. Keempat patogen tersebut dikenal sebagai salah 1 penyebab persalinan prematur ataupun keguguran. Deteksi dini penting untuk melakukan pengobatan sehingga Anda dapat terhindar dari risiko melahirkan prematur.

 

2. Siapkan mental

Ketahuilah bahwa umumnya bayi prematur akan mengalami masalah kesehatan dan tidak sedikit yang memiliki berat badan lahir rendah. Tidak menutup kemungkinan, Anda akan disibukkan dengan perawata kesehatan bayi dan bolak-balik ke dokter anak maupun rumah sakit. Oleh karena itu, yang utama adalah siapkan mental Anda, Moms!

 

3. Perawatan metode kanguru (PMK)

PMK merupakan perawatan untuk bayi berat badan rendah atau lahir prematur. Caranya adalah dengan melakukan kontak langsung antar kulit bayi dan kulit ibu, sehingga bayi mendapatkan kehangatan dari ibu. Bayi diletakkan di dekapan ibu tanpa busana. Anda bisa lakukan PMK dalam jangka pendek yaitu selama 1 jam secara rutin, ataupun dalam jangka panjang dengan waktu mendekap lebih lama.

 

4. Fasilitas NICU

Umumnya bayi premaur akan dirawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU), sebelum dibawa pulang ke rumah. Di Indonesia tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas ini. Cari dan pilihkan rumah sakit untuk bersalin yang memiliki NICU, Sehingga buah hati bisa mendapatkan perawatan intensif.

 

5. Skrining

Lakukan skrining terlebih dahulu sebelum membawa Si Kecil pulang ke rumah. Ini bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada bayi. Salah 1 kelainan yang bisa dialami bayi adalah Retinophaty of Prematurity (RoP). Semakin dini bayi lahir dan semakin rendah berat lahir, maka risiko RoP akan meningkat berlipat ganda. Si Kecil dianjurkan tidak meninggalkan rumah sakit jika ia belum melakukan skrining komplit.

 

6. Persiapan keuangan

Perawatan kesehatan bayi prematur tidaklah murah. Perawatan di NICU umumnya membutuhkan biaya yang cukup mahal per harinya. Dan, biasanya bayi prematur tidak hanya dirawat selama sehari, tapi bisa sampai berminggu-minggu. Tidak ada salahnya perawatan NICU masuk ke dalam daftar rencana anggaran sebelum melahirkan.

 

7. Dukungan suami dan keluarga

Dukungan orang-orang yang terdekat adalah penting. Umumnya, apabila berada bersama orang-orang yang tegar dan kuat, Anda merasa tenang. Jangan ragu meminta dukungan atau bantuan pada keluarga dan orang-orang terdekat. Segala bentuk perhatian akan sangat Anda butuhkan di masa ini, benar? Selain itu, Anda tak perlu mengambil pusing jika orang-orang yang awam dengan kelahiran prematur membicarakan Anda dan Si Kecil.

 

8. Konsultasi psikolog

Jika Anda merasa sudah tidak sanggup menghadapi masalah tersebut, jangan ragu untuk meminta bantuan psikolog. Selain itu, Anda membutuhkan bantuan psikolog untuk berkonsultasi terkait perkembangan anak. Besar kemungkinan Si Kecil akan mengalami keterlambatan perkembangan menurut standar usia sebenarnya, sehingga Anda perlu mengetahui terapi-terapi apa saja yang perlu dilakuka untuk mengejar semua keterlambatannya. (Meiskhe Fratel/GAP/MA/Dok. Freepik)