Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Ini Dia Masalah Pelayanan Kesehatan di Indonesia

Ini Dia Masalah Pelayanan Kesehatan di Indonesia

Permasalahan distribusi akses layanan kesehatan adalah hal yang tidak lagi bisa dipungkiri saat ini. Hal ini diungkapkan oleh perwakilan Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia, Fajaruddin Sihombing.

 

“1 rumah sakit DKI Jakarta yang diperuntukkan untuk penanganan 1000 penduduk, sudah benar-benar melebihi kapasitas seharusnya.” ujarnya saat ditemui di Forum Diskusi Philips HealthTech beberapa waktu lalu.

 

Masalah lain juga diungkap oleh Presiden Direktur Philips Indonesia, Suryo Suwignjo. Masalah pertama adalah accessibility dimana semua fasilitas yang baik dan tenaga ahli-ahli masih terpusat di kota-kota besar, sehingga belum terjangkau oleh masyarakat yang tinggal di daerah terpencil.

 

Kedua, masalah capability yaitu tenaga-tenaga dokter umum mungkin banyak, tetapi tidak dengan dokter-dokter spesialis. Ketiga, capacity dimana ketersediaan alat-alat medis dengan terobosan inovatif yang terbatas. Keempat, masalah affordability mengenai keterjangkauan biaya kesehatan.

 

Di jaman yang sudah serba canggih, kehadiran teknologi sangat berperan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. Suryo mencontohkan dunia medis Amerika Serikat (AS). Di AS, mereka menekan biaya jasa menggunakan teknologi dan bekerja sama dengan tenaga ahli kesehatan di India.

 

Dua negara dengan beda waktu 12 jam ini, bekerja sama dalam melakukan diagnosa. Waktu pagi AS, dokter melakukan tes radiologi, kemudian hasilnya dikirim ke India untuk dibaca hasilnya. Ahli radiologi India mengirimkan hasil diagnosanya, kemudian dokter di AS bisa mengambil tindakan medis selanjutnya berdasarkan hasil diagnosa dari India.

 

Diharapkan inilah nantinya yang bisa diaplikasikan di Indonesia. Sama hal nya dengan konsep rawat inap. Suryo berharap dengan bantuan teknologi, nantinya konsep rawat inap di Indonesia lebih memilih proses pemulihan di rumah dengan pantauan teknologi antara dokter dengan pasien.

 

Dengan adanya teknologi, Fajar juga berharap dapat mendukung percepatan sinergi antara pihak-pihak yang terkait dengan bidang kesehatan, pemerintah, pihak swasta, maupun institusi-institusi kesehatan lainnya. Selain itu, diharapakan jumlah pasien yang tidak tertangani juga berkurang. (Vonda Nabilla/ MA/ Dok.Freepik)