Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Cegah Cinderella Complex Pada Anak Perempuan

Cegah Cinderella Complex Pada Anak Perempuan

Setiap orang tua tentu selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak mereka. Baik dari hal-hal yang memang diperlukan Si Kecil hingga yang sekadar ia inginkan. Secara tidak langsung, Moms dan Dads berusaha untuk memenuhi semuanya dengan tujuan untuk membahagiakan sang anak.

 

Hal ini ternyata bisa memberi efek negatif, khususnya untuk anak perempuan. Pemenuhan segala keinginan sang putri dapat membuatnya menjadi manja. Jika terus berlanjut, maka akan timbul yang disebut dengan istilah Cinderella Complex.

 

Seorang wanita yang mengalaminya akan selalu bergantung kepada orang lain dan selalu berharap akan ada seseorang yang selalu memerhatikannya. Pernyataan ini diungkapkan Colette Dowling, seorang penulis dalam bukunya The Cinderella Complex: Women Hidden Fear of Independence.

 

Ketergantungan tersebut dapat menciptakan rasa takut dan tertekan, sehingga tidak berani melakukan apa pun seorang diri. Mereka cenderung ingin untuk selalu dilindungi dan disayang oleh orang di sekitarnya.

 

Kondisi ini dapat timbul terutama saat anak beranjak dewasa. Namun, pola asuh dari orang tua sejak kecil yang memanjakan dan selalu melayani seorang anak perempuan meningkatkan risiko munculnya Cinderella Complex dalam diri anak.

 

“Terlebih saat anak mulai dipubikasikan melalui media sosial, mereka akan merasa butuh disanjung oleh banyak orang. Hal ini membuatnya juga sulit menjalani kehidupan ketika harus ditinggalkan kedua orang tua,” tambah Amanda Margia Wiranata, Psikolog Anak & Keluarga.

 

Perilaku ini tanpa disadari akan muncul ketika Moms terus-menerus memberikan semua yang Si Kecil inginkan, bahkan sebelum ia memintanya. Anak pun akan memiliki Adversity Quotion (AD) yang rendah. AD sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan masalah dan kuat menghadapi tantangan.

 

Sebagai pencegahan, ubah pola asuh Anda untuk membuat Si Kecil lebih mandiri. Caranya, menggunakan metode BMM (Berpikir, Memilih, dan Mengambil keputusan). “Tanyakan pada anak suatu masalah yang memancing mereka untuk merespons dan mengambil keputusan,” jelasVera Itabiliana Hadiwidjojo, S. Psi., psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan UI.

 

Contohnya, Anda bisa memberikan pilihan mengenai menu makanan yang ia mau. Selain mengajarkan BMM, juga membuat Si Kecil bisa mengonsumsi makanan sehat dengan pilihan makanan seperti sayuran wortel atau kacang polong.

 

Selain itu, ajak juga anak perempuan Moms untuk ikut membantu merapikan kamarnya sendiri atau mainan bonekanya dengan baik. Maka, ia pun dapat lebih bertanggung jawab dengan dirinya juga mandiri dalam melakukan pekerjaan yang sederhana sejak kecil. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)