Anemia merupakan kondisi di mana tubuh kekurangan darah akibat kualitas sel darah yang menurun. Padahal, sel darah merah bertugas menyerap oksigen dari udara yang memasuki paru-paru, lalu mengedarkan ke seluruh tubuh untuk kehidupan sel-sel seluruh darah.
Beberapa gejala anemia biasanya muncul dengan sebutan 5L; lemah, letih, lesu, lelah, dan lunglai. Anemia pun bisa dialami Si Kecil sejak ia masih bayi. Ada beberapa hal yang harus Moms perhatikan untuk mengatasi anemia pada bayi, balita dan anak, sebagai berikut:
Anemia pada Bayi
-
Untuk mencegah bayi kekurangan darah, usahakan pemberian ASI dilakukan hingga bayi berusia 12 bulan.
-
Hindari pemberian susu sapi, kambing, atau susu kedelai, karena bukan sumber zat besi terbaik untuk bayi di bawah 1 tahun.
-
Setelah masuk usia 1 tahun, pastikan Si Kecil tidak terlalu banyak mengonsumsi susu yang akan membuatnya tidak mau konsumsi makanan lain. Hal ini akan membuatnya tidak mendapat zat besi cukup dari makanan tersebut karena kenyang susu.
-
Kenalkan MPASI pada bayi di usia 6 bulan. Pastikan Moms memberikannya makanan yang kaya vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi yang diperlukan, sekitar 11 mg per hari.
Anemia pada balita dan anak-anak
-
Di usia balita, Si Kecil disarankan mengonsumsi susu sapi, kambing, atau kedelai, maksimal 200 ml setiap hari. Setelah usia 2 tahun, berikan susu rendah lemak yang merupakan sumber zat besi.
-
Pastikan Si Kecil mengonsumsi makanan penambah darah. Seperti daging tanpa lemak, sereal atau roti untuk sarapan, sayuran berwarna hijau, dan kacang merah yang mengandung zat besi tinggi.
-
Berikan juga buah-buahan yang kaya akan vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi.
-
Kebutuhan zat besi akan meningkat seiring usia anak. Untuk batita, dibutuhkan sekitar 7 mg zat besi, 4-8 tahun sekitar 10 mg, dan usia 9-13 tahun membutuhkan 8 mg zat besi. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)