Hampir setiap orang memiliki pola bernapas yang terkadang berhenti sementara. Kondisi napas yang berhenti sementara ini disebut apnea. Ada kalanya apnea terjadi ketika seseorang sedang tidur, hal ini merupakan kelainan tidur yang disebutsleep apnea. Bila napas berhenti lebih dari 20 detik, kondisi ini dianggap cukup serius. Menurut statistik, 1-3% anak-anak usia prasekolah mengalami sleep apnea. Hal ini bisa disebabkan oleh tertutupnya jalan napas ketika anak sedang tidur karena tonsil yang membengkak.
Tanda-tanda anak mengalami sleep apnea:
1. Mendengkur adalah tanda yang paling umum dari sleep apnea.
2. Napas terengah-engah ketika tidur.
3. Secara berkala ia tergagap-gagap untuk menghirup udara
4. Tidurnya tidak tenang dan sering berganti-ganti posisi.
Karena sleep apnea mengganggu pola tidur, maka anak yang mengalaminya akan merasa mengantuk ketika ia bangun pagi. Sepanjang hari ia akan merasa lelah dan sulit berkonsentrasi. Sebuah studi menyatakan bahwa seringkali anak yang didiagnosa hiperaktif (ADHD), ternyata hanya mengalami kesulitan berkonsentrasi di kelas karena mengalami gangguan tidur akibat dari sleep apnea.
Perawatan sleep apnea dilakukan dengan membebaskan jalan napas anak, misalnya dengan melakukan operasi pembuangan tonsil, atau diberikan continous positive air way pressure (CPAP) dengan cara memakaikan masker hidung ketika tidur. (M&B/SW/Dok. Freepik)