Gaya hidup sehat, salah satunya dengan rutin berolahraga, semakin banyak diminati masyarakat urban saat ini. Hal ini tidak terlepas dari keinginan untuk menjaga kebugaran tubuh, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan. Meski terlihat umum dilakukan, berolahraga dapat menimbulkan risiko cedera, khususnya pada bahu, tangan, dan kaki, terlebih jika tidak dilakukan dengan benar. Cedera olahraga dapat terjadi pada siapa saja, termasuk pria, wanita, anak-anak, juga orang dewasa, baik atlet profesional ataupun orang awam (recreational athlete).
Peradangan otot maupun sendi akibat salah posisi, otot yang robek, ataupun dislokasi otot, tulang, dan sendi adalah beberapa jenis cedera yang umum terjadi saat berolahraga. Kesalahan posisi bagian tubuh saat berolahraga, bersinggungan dengan sesama pemain, teknik bermain yang kurang tepat, dan penggunaan otot yang berlebihan dapat menimbulkan cedera pada tangan dan bahu. Beberapa jenis olahraga yang dapat memicu cedera tangan dan bahu adalah golf, tenis, badminton, dan voli.
Dr. Iman Widya Aminata, Sp.OT, Dokter Spesialis Bedah Ortopedi yang berpraktik di RS Pondok Indah – Pondok Indah dan RS Pondok Indah – Bintaro Jaya mengatakan, “Penanganan cedera akibat olahraga yang tepat dan cepat sangat penting untuk meminimalkan risiko jangka panjang yang ditimbulkan. Untuk itu, perlu dilakukan berbagai upaya diagnosa, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi medis modern seperti CT Scan atau MRI. Penegakan diagnosis perlu dilakukan untuk mengetahui lokasi serta mengidentifikasi cedera yang terjadi dengan lebih akurat sebagai tahapan awal untuk menentukan langkah penanganan yang tepat selanjutnya.”
Tidak hanya tangan dan bahu, kaki juga rentan terhadap cedera olahraga, terutama bagi para pemain sepak bola dan basket. Cedera olahraga pada kaki dan pergelangan kaki yang umum terjadi di antaranya adalah robeknya ligamen pergelangan kaki, cedera tendon achilles, dislokasi tendon peroneal, dan keluhan nyeri yang berhubungan dengan kondisi flatfootatau kaki datar. Sama halnya dengan cedera tangan dan bahu, penegakan diagnosis dengan memanfaatkan CT Scan, MRI, dan teknologi mutakhir lainnya juga diperlukan untuk memastikan jenis cedera dan tingkat keparahannya.
Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Foot & Ankle, dr. Dimas R. Boedijono, Sp.OT(K), yang berpraktik diRS Pondok Indah – Bintaro Jaya menjelaskan, “Pemeriksaan MRI dan CT Scan merupakan tindakan non-invasive untuk mengetahui kondisi ligamen pergelangan kaki pasien dan melihat apakah ada cedera lainnya yang tidak terlihat saat menggunakan modalitas radiologi konvensional seperti X-ray. Pencitraan yang lebih baik akan dapat membantu untuk menentukan apakah memerlukan tindakan pembedahan atau cukup dengan tindakan konservatif seperti fisioterapi.”
Chief Executive Officer RS Pondok Indah Group, dr. Yanwar Hadiyanto, MARS mengatakan, “Olahraga penting dilakukan sebagai salah satu cara menjaga kesehatan tubuh. Namun, jika tidak dilakukan dengan benar ataupun pemanasan yang memadai, olahraga bisa memiliki risiko cedera yang dapat menimbulkan efek jangka panjang jika tidak ditangani dengan segera dan tepat. RS Pondok Indah Group melalui Orthopaedic Centre di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya memberikan layanan terpadu untuk menangani keluhan pada tangan, bahu, kaki, dan pergelangan kaki, termasuk akibat cedera olahraga. Selain menggunakan teknologi medis mutakhir untuk menegakkan diagnosa dan penanganan cedera, Orthopaedic Centre juga didukung oleh tenaga medis ahli yang meliputi dokter spesialis dan konsultan bedah ortopedi dari berbagai sub-spesialisasi.” (Susanto Wibowo/Dok. RSPI)