BABY

Waspada Selulitis pada Bayi!



Menjaga kebersihan merupakan hal utama yang harus Anda lakukan untuk melindungi bayi dari serangan berbagai penyakit, termasuk selulitis. Berbeda dengan selulit yang terjadi karena adanya penimbunan lemak di bawah kulit dan identik dengan kelebihan berat badan, selulitis merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri.

“Ada 2 jenis bakteri yang paling sering menimbulkan selulitis, yakni Staphilococcus pyogenes dan Staphilococcus aureus. Sementara bakteri penyebab lainnya adalah Streptococcus B-hemolitik. Bayi umumnya terkena selulitis karena kebersihan tubuhnya kurang terjaga, digigit binatang, atau mengalami kerusakan dan luka pada kulit, sehingga memudahkan bakteri masuk ke dalamnya,” jelas dr. Grace N.S. Wardhana, Sp.KK.

Gejala

Menurut dr. Grace, bagian tubuh bayi yang paling sering terkena selulitis adalah tungkai bagian bawah yang terluka atau pernah terjadi luka. Namun, infeksi ini bisa juga terjadi di semua bagian tubuh. Secara kasat mata, gejala selulitis terlihat seperti berikut ini:

- Terjadi kelainan pada kulit berupa kemerahan yang berbatas tegas dan agak keras.

- Timbul tanda-tanda peradangan, seperti pembengkakan, nyeri, kulit terasa hangat atau panas jika disentuh, dan terjadi lepuhan di atas kulit yang kemerahan.

- Kulit yang membengkak pecah dan mengeluarkan nanah.

- Adanya pembesaran kelenjar getah bening pada area kulit yang terinfeksi.

Penyebab

Selain kebersihan, ada beberapa faktor penyebab lainnya yang ternyata dapat meningkatkan risiko terjadinya selulitis pada bayi, yaitu:

- Sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga memudahkan perkembangan bakteri penyebab selulitis.

- Infeksi yang terjadi akibat adanya prosedur pembedahan.

- Kondisi kulit kronis, seperti eksem, yang memungkinkan bakteri masuk untuk menyerang kulit.

- Adanya benda asing yang kurang terjaga kebersihannya masuk ke dalam kulit.

- Terjadinya infeksi pada tulang di bagian bawah kulit.

Penanganan

Ketika bayi menunjukkan gejala selulitis, segera lakukan penanganan yang tepat. Anda dapat merawatnya di rumah dengan mengistirahatkan bagian tubuh yang terkena selulitis dan pastikan tidak tersentuh tangan atau benda apa pun yang kebersihannya tidak terjamin.

Selain itu, nyamankan bayi dengan meletakkan bagian yang terinfeksi pada posisi lebih tinggi. Jangan memijat atau menekan kulit yang terinfeksi karena dapat memperparah kondisinya. Anda juga dapat memberikan salep antibiotik. Namun sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter.

Proses penyembuhan infeksi ini biasanya memakan waktu 7-10 hari. Selulitis tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, kecuali jika terjadi komplikasi sepsis dan beberapa kondisi lainnya, seperti:

- Infeksi bertambah berat dan melibatkan area dekat dengan struktur penting, contohnya rongga mata.

- Muncul demam tinggi, mual dan muntah, serta masalah kesehatan lain yang terpengaruh oleh selulitis.

- Pembengkakan dan pengerasan terus meluas pada kulit dan timbul kumpulan nanah dalam suatu jaringan hingga perlu dilakukan pembedahan.

- Diperlukan pemotongan jaringan kulit mati untuk mendukung proses penyembuhan.

Pencegahan

Selulitis pada bayi sangat bisa dicegah dengan cara yang mudah dan sederhana. Berikut beberapa hal yang dianjurkan dr. Grace sebagai langkah pencegahan:

- Jaga kebersihan kulit bayi sebaik mungkin dan jauhkan dari tempat-tempat yang tidak terjamin kehigienisannya.

- Lindungi kulitnya dari gigitan serangga yang dapat menimbulkan gatal dan luka iritasi karena digaruk.

- Jika terdapat luka pada kulit bayi, segera bersihkan dan berikan pengobatan. Cuci dengan antiseptik dan pastikan luka membaik dari hari ke hari.

- Tutupi luka dengan perban agar tetap bersih dan terhindar dari kuman lain. Ganti perban sesering mungkin.

- Hindari segala kondisi yang dapat melukai kulit bayi, seperti tercakar. Potong kukunya secara rutin agar tidak terlalu panjang dan dapat melukai kulitnya. (M&B/SW/Dok. Freepik)