TODDLER

Hindari Pemakaian Kata ‘Jangan’ pada Anak



Masa balita merupakan masa emas tumbuh kembang anak. Masa di mana rasa ingin tahu anak sangat besar untuk mengeksplorasi apa pun yang baru dilihatnya. Pada saat itu, tak jarang orang tua secara sadar atau tidak melarang anak untuk melakukan ini-itu.


Kata 'jangan' akhirnya menjadi kata yang paling sering dikeluarkan oleh orang tua. Dra. A. Ratih. Andjayani Ibrahim, MM., Psikolog, menyarankan orang tua untuk menghindari kalimat negatif yang mengandung kata 'jangan' pada anak.


Menurutnya, penggunaan kata 'jangan' justru akan berakibat buruk bagi pertumbuhannya. Hal ini mungkin terasa aneh karena kata tersebut menjadi ampuh digunakan saat orang tua Anda mendidik dahulu. Kata 'jangan' menunjukkan ketegasan dalam melarang dan membatasi gerak Anda saat kecil.


Namun, perkembangan dari lingkungan anak sekarang sudah berbeda. Tanpa dibatasi, ruang gerak anak sudah sangat terbatas. Oleh karena itu, orang tua saat ini harusnya lebih bisa menyesuaikan ajaran, sehingga pesan yang ingin disampaikan pun tetap dapat diterima dengan baik oleh anak.


Boleh Digunakan Jika…

Meski begitu, bukan berarti Anda sama sekali tidak mengucapkan kata 'jangan'. Namun perlu dihindari agar anak tidak bingung dengan arti kata sebenarnya. Misalnya, saat Anda meminta Si Kecil dengan mengucapkan 'Jangan duduk!'.

Kata ini terdiri dari 'jangan' dan 'duduk'. Anak menjadi bingung mencerna kedua kata tersebut, apakah tidak boleh duduk atau harus duduk. Namun, mereka cenderung akan mengikuti kata terakhir yang mereka dengan dan akhirnya akan tetap duduk.

Selain itu, ketika kata 'jangan' sering didengar, mereka dapat berpikir bahwa segala yang dilakukannya menjadi salah dan dilarang. Anak justru bingung akan apa yang sebenarnya bisa lakukan. Akibatnya, rasa percaya diri Si Kecil bisa berkurang karena takut untuk melakukan sesuatu.

Fungsi kontrol dalam kata 'jangan' pun bisa hilang jika dilakukan dengan sering. Tidak ada lagi penegasan ketika orang tua melarang anak melakukan sesuatu yang benar-benar berbahaya dan mendesak. Seperti saat anak terlalu dekat dengan api dan orang tua berteriak 'jangan'.

Anda tetap boleh menggunakan kata 'jangan' pada anak, dengan syarat:

1. Sesuaikan dengan usia anak

Jika anak masih berumur di bawah 4 tahun, Anda harus memberikan detail terhadap arti kata yang diucapkan. Boleh menggunakan kata 'jangan', tapi Anda juga harus mengatakan secara langsung apa yang Anda inginkan.

Misal, saat anak sedang mencoret-coret tembok, "Jangan mencoret-coret tembok, nanti bisa kotor dan susah dibersihkan. Jika ingin menggambar, di kertas ya."

2. Lihat lingkungan sosial dan budaya

Lingkungan sosial dan budaya anak berbeda dengan masa kecil Anda. Lingkungan yang sudah terbatas membuat Anda tidak perlu lagi memperketat ruang geraknya. Cukup bimbing dan bertindak secara tepat pada anak Anda.

3. Saat keadaan mendesak

Ketika berada dalam situasi yang genting dan mendesak, Anda perlu secara tegas melarang Si Kecil. Bisa saat anak berada di dekat api atau air panas. Sangat perlu sebuah tekanan sehingga ada efek jera dan kejut pada anak.

Kata 'jangan' menjadi lebih berarti baginya. Ketika Anda mengatakan kata tersebut, berarti memang benar-benar tidak boleh dilakukan. Anak tidak lagi bingung mengartikan perkataan Anda sebagai orang tuanya. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)