FAMILY & LIFESTYLE

Dampak Pertengkaran Orangtua (2)



Hasil penelitian University College London menunjukkan bahwa anak-anak yang kerap menyaksikan perselisihan keluarga atau kekerasan fisik memiliki aktivitas gelombang otak yang mirip dengan kondisi tentara saat bertempur. Hal itu membuat anak menjadi rentan stres dan memengaruhi perkembangan otaknya.


Prita Pratiwi, Psikolog Anak dari Biro Konsultasi Psikologi Dwipayana, Bandung, mengungkapkan bahwa pertengkaran orangtua dapat memengaruhi perkembangan otak, kondisi psikis, dan perilaku anak. “Walaupun beberapa waktu lalu ada penelitian yang menyebutkan dampak positif dalam jangka panjang, yaitu membuat anak lebih tenang menghadapi masalah, tetapi orangtua wajib mengetahui dampak negatifnya. Dampak negatif jangka pendek, anak akan cenderung lebih pendiam, atau cenderung nakal dan sulit diatur karena mencari perhatian dari orangtua,” terang Prita.


Ada 2 dampak negatif umum terhadap anak yang diakibatkan oleh pertengkaran orangtua, yaitu:


1. Pertengkaran yang berujung pada kekerasan fisik bisa menyebabkan anak membenci salah satu dari orangtuanya. Anak akan menjadi manja terhadap salah satu orangtua yang ia bela. Anak pun akan merasa bersalah pada dirinya sendiri, karena merasa tidak bisa mendamaikan orangtua. “Bagian ini yang harus disadari orangtua, agar anak tidak merasa bersalah,” ungkap Prita.


2. Pertengkaran bisa memungkinkan anak berperilaku tidak sesuai dengan norma. “Misalnya saja, anak laki-laki sering melihat adegan pertengkaran. Saat besar kelak, ia akan melakukan hal yang sama seperti yang orangtuanya lakukan.Misalnya, ayahnya suka memukul ibunya, maka anak punya peluang besar melakukan hal yang sama terhadap istrinya,” tambah Prita.

Tentu Anda tak ingin hal itu terjadi, kan? Oleh sebab itu, hindari pertengkaran dengan pasangan Anda di depan Si Kecil. Bila Si Kecil tidak sengaja melihat Anda bertengkar, segera lakukan tindakan positif. “Lakukan bermain peran, segera rendahkan suara Anda, dan katakan pada SI Kecil kalau Anda dan pasangan sedang berlatih pidato. Peluk pasangan Anda dan Si Kecil untuk meredamnya. Walaupun itu susah dilakukan, tetapi pikirkan tentang efek jangka panjangnya,” tutup Prita. (Gita/DMO/Dok. Freedigitalphotos)