FAMILY & LIFESTYLE

5 Jenis Alergi Paling Unik dan Langka di Dunia



Setiap tanggal 28 Juni hingga 4 Juli seluruh dunia merayakan World Allergy Week, dengan harapan kesadaran tentang pentingnya pemahaman alergi meningkat pada masyarakat. Alergi sendiri merupakan kondisi di mana sistem imun tubuh bereaksi secara tidak normal terhadap zat asing yang sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh.

Alergi tergolong umum terjadi. Menurut data World Allergy Organization (WAO) dalam WAO White Book on Allergy: Update 2013, sekitar 10-40 persen populasi dunia memiliki alergi. Penyebabnya bisa bermacam-macam dan berbeda pada tiap orang. Ada seseorang yang alergi terhadap susu sapi, ada pula yang alergi terhadap debu.

Walau begitu, ternyata ada beberapa jenis alergi yang jarang terjadi disebabkan oleh alergen atau penyebab yang unik. Merangkum dari beberapa sumber, berikut 5 alergi unik yang perlu Anda ketahui!

1. Alergi Air

Alergi terhadap air terdengar seperti tidak mungkin ya, Moms. Tapi kondisi ini dapat terjadi dan sering disebut sebagai aquagenic urticaria. Kondisi ini termasuk langka. Menurut laporan di tahun 2011 yang dimuat di jurnal Annals of Dermatology, terdapat kurang dari 100 kasus alergi air di seluruh dunia.

Gejalanya, timbul ruam yang terasa gatal dan terbakar setelah kulit menyentuh air. Pemicunya pun bukan air tertentu, melainkan semua jenis air. Mulai dari air hujan, salju, bahkan air mata dan keringat sendiri, Moms!

Salah satu kejadian paling terkenal adalah kisah balita, Ivy, yang diberitakan memiliki kondisi langka ini oleh People pada tahun 2016. Kulitnya selalu bereaksi berlebihan saat menyentuh air. Ia hanya mandi paling banyak 2 kali seminggu, dan wajahnya selalu memerah dan bengkak saat menangis.

2. Alergi Sinar Matahari

Kondisi alergi sinar matahari yang dimiliki oleh karakter menyeramkan vampir tenyata juga bisa dimiliki oleh manusia lho, Moms. Dalam bahasa medis, kondisi ini disebut sebagai erythropoietic protoporphyria. Masalah kesehatan ini termasuk kondisi langka, dan merupakan gangguan metabolisme yang menyebabkan seseorang mengalami rasa sakit yang tak tertahankan bila terpapar sinar matahari dan cahaya artifisial tertentu.

Bila terpapar sinar matahari, penderita erythropoietic protoporphyria dapat mengalami gejala kulit terasa geli, gatal, terbakar, memerah, dan bengkak. Melansir Rare Diseases, orang-orang dengan kondisi ini juga dapat memiliki komplikasi pada hati maupun fungsi kandung kemih.

3. Alergi Olahraga

Anafilaksis adalah reaksi alergi parah yang terjadi pada seluruh tubuh. Reaksi ini terjadi dengan cepat dan dapat berujung pada komplikasi yang mematikan. Dan dalam kasus langka, anafilaksis dapat disebabkan oleh aktivitas fisik tertentu (physical anaphylaxis).

Kombinasi olahraga dan faktor-faktor lain, seperti makanan dan cuaca, dapat menyebabkan anafilaksis terjadi yang dipicu oleh olahraga. Tidak hanya olahraga berat saja, melainkan aktivitas fisik apa pun, mulai dari berdansa hingga memanjat pohon. Maka dari itu, para penderita kondisi ini benar-benar alergi terhadap olahraga.

Gejalanya dapat muncul secara tiba-tiba dan meliputi ruam, mual, pusing, bengkak, kram, diare, batuk, kesulitan bernapas, hingga kehilangan kesadaran.

4. Alergi Sperma

Tahukah Anda bahwa seseorang bisa mengalami reaksi alergi terhadap sperma? Ya Moms, kondisi ini sering disebut sebagai sperm allergy, semen allergy, atau seminal plasma hypersensitivity. Alergi ini merupakan kondisi langka di mana tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein di dalam sperma. Uniknya lagi, alergi ini lebih sering dialami oleh perempuan.

Pada perempuan, beberapa gejala umum alergi yang dapat terjadi antara lain kemerahan, bengkak, rasa sakit, rasa gatal, dan sensasi terbakar pada area kemaluan. Gejalanya dapat muncul di berbagai area kulit yang mengalami kontak langsung terhadap sperma. Selain itu, gejala juga muncul sekitar 10-30 menit setelah mengalami kontak dengan sperma, dan dapat terjadi selama beberapa jam hingga beberapa hari.

5. Alergi Pakaian

Bila kulit Anda mengalami ruam, gatal, kemerahan, bahkan muncul nanah saat mencoba pakaian baru, bisa jadi Anda memiliki alergi terhadap pakaian, Moms! Hal ini tak berarti Anda tidak bisa memakai pakaian ya, Moms. Hanya saja, Moms perlu berhati-hati karena beberapa bahan pakaian tertentu dapat menimbulkan reaksi alergi pada kulit.

Bahan tekstil sintetis seperti polyester dan nylon, serta berbagai zat tambahan, seperti zat pewarna maupun lem, dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit. Kain yang berlipit-lipit maupun pakaian yang penuh corak dan warna umumnya mendapatkan berbagai zat tambahan dalam proses pembuatannya maupun terbuat dari zat sintetis yang berbahaya bagi kulit.

Gejala yang umum muncul adalah kulit yang kemerahan, mengelupas, dan rasa gatal tak tertahankan yang dapat terjadi selama beberapa jam hingga beberapa hari. Perempuan, orang dengan kondisi obesitas, buruh tekstil, dan orang-orang yang memiliki dermatitis atopik adalah orang-orang yang berisiko tinggi untuk memiliki kondisi ini. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)