FAMILY & LIFESTYLE

Hati-hati, Ini Tanda Pernikahan Anda Memiliki Komunikasi yang Buruk



Pernikahan bukanlah sebuah hadiah yang bisa dinikmati begitu saja. Kebahagiaan dan kerukunan adalah sesuatu yang perlu diupayakan dan dijaga bersama. Untuk itu, komunikasi antara pasangan juga perlu berjalan lancar.

Namun, tak bisa dimungkiri bahwa Moms dan Dads memiliki latar belakang atau cara berkomunikasi yang berbeda. Jadi, memang normal jika sesekali atau beberapa kali Anda dan pasangan bertengkar atau menjalani diskusi yang alot.

Akan tetapi beda halnya jika Moms dan Dads memiliki komunikasi yang buruk, karena hal ini akan mendorong pernikahan Anda ke arah yang buruk.Lalu, apa saja tanda jika pernikahan Anda memiliki komunikasi yang buruk? Yuk, kenali tanda-tandanya berikut ini!

1. Perilaku pasif-agresif

Silent treatment, lelucon yang menyiratkan pendapat, ujaran yang merendahkan, saling menyalahkan, serta berteriak dan meneriaki hal-hal yang tidak penting menjadi tanda bahwa komunikasi Anda dan pasangan tidak berjalan baik. Dalam pernikahan yang komunikasinya buruk, masalah kecil bisa memicu argumen yang besar. Setiap masalah baru akan memicu pembahasan masalah yang lama karena tidak ditangani dengan baik sebelumnya.

2. Kemarahan yang menumpuk

Anda atau pasangan bisa memupuk rasa marah atau benci jika alur komunikasi dalam pernikahan tidak lancar. Contohnya, Moms merasa lelah karena harus membersihkan rumah sedangkan Dads tampak tak bisa diganggu untuk membantu Anda. Anda mungkin telah mengekspresikan rasa tidak senang ini, tetapi tidak ada yang berubah.

Rasa kemarahan ini kemudian menumpuk dan bisa menjadi bom waktu. Moms mungkin memilih untuk diam terhadap hal-hal yang membuat Anda kesal, tapi hal ini terjadi karena tak ada cukup ruang untuk terbuka dan keintiman emosi di dalam pernikahan Anda.

3. Kurangnya keintiman emosional

Keintiman emosi terjadi ketika Anda merasa aman untuk berbagi pemikiran dan emosi Anda dengan pasangan. Maka, jelas keintiman emosi Anda dengan pasangan akan rusak jika tidak ada yang terbuka di dalam hubungan ini. Mengira-ngira bukanlah cara terbaik untuk memahami pasangan. Moms dan Dads perlu membuka diri satu sama lain tentang perasaan dan pemikiran masing-masing.

4. Keras kepala dan keinginan untuk selalu menang

Setiap argumen berfokus kepada siapa yang lebih benar. Konsekuensinya, Moms dan Dads terus berada di siklus ini daripada mencari jalan tengah. Moms dan Dads dapat memulai pertengkaran besar perihal sesuatu yang sepele atau kenangan tertentu, sehingga benar-benar kehilangan gambaran besarnya.

5. Hidup dengan orang asing

Ketika komunikasi Anda dan pasangan terganggu, Anda bisa merasa hidup dengan orang yang tak benar-benar Anda kenal. Anda dan pasangan hanya membicarakan keperluan mengurus anak atau rumah, tak lebih dari itu.

Anda dan pasangan jarang berbincang tentang hal-hal di luar urusan rumah dan anak karena sama-sama tak ingin. Jika kemampuan berkomunikasi Anda dan pasangan benar-benar memburuk, maka tak ada yang dibagikan kepada satu sama lain. Bahkan jika hal menggembirakan terjadi, Moms tak merasa ingin untuk menceritakannya atau merasa pasangan malah bisa menghancurkan hal tersebut.

6. Tidak mampu meraih keinginan bersama

Pernikahan Anda seharusnya dipenuhi oleh hal-hal yang dinikmati bersama dan membuat tujuan baru bersama. Jika Anda dan pasangan tak bisa berkomunikasi dengan sesuai, maka Anda tak akan mampu menentukan tujuan bersama. Anda ingin sesuatu hal dan pasangan Anda ingin hal lainnya. Masalah akan muncul jika Anda dan pasangan tak mampu mendiskusikan hal ini. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)