Menyusui merupakan salah satu momen penting bagi Moms dan Si Kecil. Jadi, wajar jika Anda merasa perlu melakukannya dengan sempurna dan sebaik mungkin.
Oleh karena itu pula, Moms mungkin merasa panik jika menemukan proses mengASIhi Si Kecil tidak sesuai dengan ekspektasi. Contoh yang mungkin sering terjadi adalah merasa khawatir saat menemukan ASI tampak encer.
ASI yang encer bisa terlihat terlalu berair, pucat, atau sedikit bening. Hmm, apakah ASI encer bisa menandakan bahaya? Apakah ASI encer termasuk hal yang normal? Apa yang bisa menyebabkan ASI menjadi encer?Untuk tahu jawabannya, yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Bukan tanda bahaya
Apakah Moms baru saja mengalami ASI encer? Jika ya, Anda tak perlu khawatir. Soalnya, ASI yang encer bukanlah sinyal bahaya maupun hal yang janggal. ASI yang encer termasuk wajar terjadi.
Mungkin saat mendapati ASI tampak lebih cair, baik saat menyusui langsung maupun melalui botol, Moms merasa gizi Si Kecil tidak tercukupi dengan baik.
Sebenarnya, kandungan gizi dalam ASI akan menyesuaikan dengan pertumbuhan Si Kecil seiring berjalannya waktu. Jadi Moms tak perlu khawatir jika beberapa kali mendapati ASI tampak lebih encer daripada biasanya.
Biasanya, ASI tampak lebih encer di awal menyusui atau pompa, kemudian mengental seiring proses menyusui atau pompa. ASI yang keluar di awal dan tampak encer umum disebut sebagai foremilk, sedangkan ASI yang keluar di akhir dan tampak kental disebut hindmilk. Perbedaannya hanya pada lemak yang dikandung. Foremilk kaya akan vitamin dan laktosa, sedangkan hindmilk kaya lemak.
Foremilk bisa tampak lebih cair serta lebih bening dengan warna kebiruan atau kekuningan. Sedangkan hindmilk biasanya tampak lebih kental dengan warna putih kekuningan yang pekat.
Kombinasi foremilk dan hindmilk akan memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil dengan optimal. Oleh karena itu, usahakan Si Kecil menyusu atau pastikan pompa ASI Anda hingga payudara terasa kosong ya, Moms.
Baca juga: 9 Makanan yang Bisa Membuat ASI Kental
Disebabkan kandungan lemak yang berbeda
Mengutip Milkology, pada dasarnya kandungan lemak pada ASI tidak pernah stabil. Selain itu, tidak ada waktu spesifik kapan tubuh hanya memproduksi ASI yang encer maupun kental.
Menurut La Leche League International, foremilk tak benar-benar rendah lemak. Kandungan lemak pada ASI berkurang secara bervariasi, sesuai dengan seberapa lama ASI telah terkumpul pada kelenjar susu dan seberapa kosong payudara Anda.
Saat ASI diproduksi, lemak akan menempel pada sel pembuat ASI dan bagian ASI yang lebih berair pindah dari kelenjar susu ke puting. Pada puting, air susu akan bergabung dengan ASI yang tersisa dari momen menyusui sebelumnya.
Semakin lama jeda menyusui, maka semakin encer pula ASI yang akan keluar pertama saat akan kembali menyusui. Susu yang lebih encer pada puting ini mengandung laktosa yang lebih tinggi dan lemak yang lebih rendah dibandingkan dengan susu yang masih ada di dalam sel produsen susu pada payudara Anda.
Moms tidak bisa mengetahui jumlah lemak yang Si Kecil dapat dari durasi menyusu. Si Kecil dapat kenyang setelah menyusu selama 5 menit, namun ia bisa juga baru merasa kenyang setelah menyusu setengah jam. Selama Si Kecil menyusu dengan efektif, ia akan tetap mendapatkan kandungan lemak yang dibutuhkan.
Selain itu, susu perah yang disimpan dalam wadah khusus atau botol dapat tampak lebih bening dan encer daripada biasanya. Menurut Maureen McCormic, IBCLC, konsultan laktasi, hal ini disebabkan kandungan lemak dan cairan yang terpisah. Jika mendapati hal ini, Moms cukup aduk atau putar lembut botol atau wadah ASIP tersebut.
Yang perlu diwaspadai
Meskipun tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan, ada kemungkinan terjadinya kasus di mana bayi menyusu terlalu banyak foremilk. Hal ini bisa menyebabkan Si Kecil mengalami lactose overload. Mengutip Milkology, kondisi ini bisa terjadi jika:
- Si Kecil berpindah payudara terlalu sering
- Jeda menyusui terlalu lama
- Moms memiliki suplai ASI yang terlalu banyak.
Beberapa gejala yang bisa dialami Si Kecil yang mengalami lactose overload antara lain kembung, kotoran berwarna kehijauan dan berbuih, dan tampak tidak nyaman. Jika Moms mendapati hal ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Rawpixel/Freepik)