TODDLER

Waspada! Ini Penyakit yang Bisa Serang Anak karena Kualitas Udara Buruk



Belakangan ini kualitas kondisi udara di Jakarta dan sekitarnya sedang buruk. Jakarta bahkan beberapa kali menempati posisi tertinggi kualitas udara terburuk di dunia. Menurut situs AQAir, tingkat kualitas udara (AQI) di Jakarta malah sempat mencapai 159 AQI. Angka ini 14,2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO, dengan kategori tingkat polusi tidak sehat.

Kualitas udara yang buruk ini bisa kita lihat secara kasat mata dengan langit yang seperti berkabut. Kondisi ini tentunya sangat berbahaya untuk kelompok rentan, termasuk anak-anak.

Karena itu, Moms mesti waspada. Pasalnya kualitas udara yang buruk bisa meningkatkan risiko kesehatan dan menyebabkan sejumlah penyakit pada anak. Ini beberapa penyakit yang bisa menyerang anak karena kualitas udara yang buruk, Moms.

ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)

ISPA adalah infeksi yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah, yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam. ISPA sangat mudah menular dan bisa dialami siapa saja. Namun, ISPA sangat sering menginfeksi anak-anak usia dini apalagi dengan kondisi kualitas udara yang buruk saat ini.

Asma

Asma adalah penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas pada penderitanya.

Penyempitan saluran ini menghasilkan gejala asma, seperti sesak napas, batuk, dan sesak dada. Pada orang yang menderita asma, saluran pernapasannya akan lebih sensitif dibandingkan mereka yang tidak mengalami kondisi ini. Dan kondisi udara buruk yang ada saat ini turut memicu serangan asma pada penderitanya.

Pneumonia

Pneumonia atau kerap disebut masyarakat dengan istilah paru-paru basah adalah peradangan yang terjadi pada jaringan paru-paru. Penyakit tersebut diawali dengan gejala demam, batuk, dan kesulitan bernapas.

Pneumonia bisa menyerang siapa saja, tapi dua kelompok usia yang berisiko tertinggi adalah anak-anak yang berumur kurang dari 2 tahun dan lansia (di atas 65 tahun). Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, kualitas udara Jakarta yang memburuk turut menyumbang terjadinya peningkatan kasus pneumonia.

Kanker paru-paru

Pada kanker paru-paru, sel paru menjadi abnormal sehingga tumbuh tidak terkendali. Beberapa gejalanya antara lain sesak napas, batuk darah, serta penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Menurut WHO, selain infeksi, partikel dalam polusi udara bisa turut andil menyebabkan kanker paru-paru.

Alergi

Anak-anak yang tinggal di daerah dengan kualitas udara buruk lebih berisiko terkena alergi dibandingkan anak yang tinggal di daerah dengan kualitas udara baik. Menurut penelitian, terdapat peningkatan risiko penyakit alergi seiring dengan memburuknya kualitas udara. Alergen atau zat yang memicu reaksi alergi biasanya terdapat di udara yang kotor.

Jika dihirup, zat tersebut akan memicu tubuh untuk mengeluarkan antibodi pemicu gejala alergi, seperti bersin-bersin, hidung tersumbat, mata gatal atau berair, dan batuk.

Mengi, batuk, dan kesulitan bernapas

Mengi, batuk, dan kesulitan bernapas bisa menjadi gejala-gejala yang disebabkan oleh paparan polusi udara, baik dalam waktu singkat maupun jangka panjang. Penyakit ini yang sering dialami Si Kecil saat udara buruk menyerang.

Gangguan proses perkembangan

Paparan polusi udara dapat memperlambat dan mengganggu perkembangan paru-paru pada anak-anak yang sedang tumbuh. Polusi udara ini mengganggu kesehatan mereka sekarang dan juga menurunkan fungsi paru-paru mereka saat dewasa nanti. (M&B/Gianti Puteri/SW/Foto: Freepik)