Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit berbahaya yang kerap mengincar anak-anak. DBD sendiri disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Mengutip data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Indonesia mencatat 154.082 kasus DBD dalam kurun periode 1 Januari hingga minggu ke-27 tahun 2024.
Dari seluruh kasus hingga minggu ke-27 tersebut, 916 di antaranya mengakibatkan kematian. Kota Bandung tercatat menjadi kota dengan jumlah kasus DBD terbanyak secara nasional, yakni mencapai 5.489 kasus, dan selanjutnya Kabupaten Tangerang menduduki posisi kedua, yaitu dengan total 3.400 kasus.
Dokter Spesialis Anak RS UNS, dr. Debby Andina Landiasari, Sp.A menyampaikan bahwa faktor lingkungan sekitar serta daya tahan tubuh yang masih belum kuat mengakibatkan kelompok anak-anak rentan terkena DBD. “Karena memang daya tahan tubuh anak masih belum sekuat orang dewasa dan anak-anak cenderung sering berada di dalam ruangan. Nyamuk Aedes aegypti yang menjadi pembawa virus dengue sering berada di dalam ruangan, terutama ruangan gelap dan lembap. Bagi anak yang sudah lebih besar, biasanya dapat terjangkit DBD saat bermain di lingkungan sekolah atau di taman. Karena nyamuk Aedes aegypti dapat terbang sejauh 200 meter dan menggigit anak-anak di cakupan lingkungan tersebut,” jelas dr. Debby.
Dalam rangka menekan angka kasus DBD, MY BABY turut mengambil peran melalui MY BABY Momversity goes to Bandung dan Tangerang untuk melakukan aksi nyata berupa Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk. MY BABY mengajak ribuan keluarga untuk melakukan aksi pencegahan DBD, yaitu melalui edukasi dan penerapan 3M Plus disertai dengan pengasapan (fogging) serta pemberian produk MY BABY dan bubuk larvasida.
Penerapan 3M Plus meliputi: Menguras, yaitu membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain; Menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; Mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat kembang biak nyamuk; dan Plus dengan mengoleskan MY BABY Minyak Telon Plus sebagai perlindungan tambahan dari gigitan nyamuk.
Winny Yunitawati, Managing Director Brand Investment & Consumer Engagement MY BABY menambahkan, “Risiko kematian yang ditimbulkan penyakit DBD merupakan hal serius yang bisa kita cegah. MY BABY berinisiatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya langkah pencegahan dan berkontribusi nyata untuk menekan angka kasus DBD melalui MY BABY Momversity goes to Bandung dan Tangerang berupa aksi nyata Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk yang dilakukan untuk ribuan keluarga. Selain itu, MY BABY terus berkomitmen menemani keluarga dalam memberi perlindungan optimal dari gigitan nyamuk dengan penerapan 3M Plus dan menghadirkan produk berkualitas seperti MY BABY Minyak Telon Plus yang mampu mencegah gigitan nyamuk hingga 12 jam.”
Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk merupakan aksi kolaborasi MY BABY bersama masyarakat dalam pencegahan DBD. “Mari lindungi keluarga kita dengan menerapkan 3M Plus secara disiplin bersama MY BABY”, tutup Winny. (M&B/SW/Foto: Jcomp/Freepik, Dok. MY BABY)