Trimester 3 dimulai dari minggu ke-28 hingga akhir kehamilan, yaitu sekitar minggu ke-40. Pada tahap ini, janin mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, dan tubuh ibu hamil mempersiapkan dirinya untuk persalinan. Calon ibu sering merasa cemas dengan kesehatan janin di periode kehamilan ini. Untuk itu, penting mengetahui tanda-tanda janin sehat di trimester 3 agar bisa memastikan kondisi kesehatan janin.
Selama trimester 3, janin terus bertambah berat dan panjang. Sistem organ seperti paru-paru dan otak juga berkembang makin matang, mempersiapkan janin untuk kehidupan di luar rahim. Lalu, apa saja sih tanda janin sehat di trimester 3? Simak informasinya berikut ini, Moms!
Baca juga: Tumbuh Makin Besar, Ini 7 Tanda Janin Sehat Trimester 2
6 Tanda janin sehat trimester 3
1. Gerakan janin yang aktif
Salah satu indikator utama dari tanda janin sehat di trimester 3 adalah gerakannya aktif. Biasanya, gerakan ini menjadi lebih teratur dan terkoordinasi selama trimester 3. Bumil disarankan untuk menghitung jumlah tendangan atau gerakan janin setiap hari, terutama bila ada penurunan frekuensi gerakan.
Gerakan yang aktif menunjukkan bahwa janin mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup. Jika gerakan janin berkurang atau tidak terasa seperti biasanya, sebaiknya segera konsultasikan dengan tenaga medis. Memahami pola gerakan janin bisa memberikan perasaan aman buat bumil dan menunjukkan perkembangan yang sehat.
2. Pertumbuhan ukuran perut
Ukuran perut bumil juga menjadi indikator penting dari kesehatan janin. Selama trimester 3, ukuran perut akan makin besar seiring bertambahnya berat badan janin. Dokter biasanya akan mengukur tinggi fundus, yaitu jarak dari tulang kemaluan hingga bagian atas rahim, untuk memantau pertumbuhan janin.
Hasil pengukuran tinggi fundus sebaiknya sejalan dengan usia kehamilan. Jika terdapat perbedaan yang signifikan, bisa jadi ada indikasi masalah kesehatan yang perlu ditangani lebih lanjut. Namun, ingatlah bahwa setiap kehamilan unik dan ukuran perut bisa saja bervariasi tanpa adanya masalah.
3. Detak jantung janin
Detak jantung merupakan indikator lain dari kesehatan janin. Biasanya, detak jantung janin terdengar kuat dan stabil di trimester 3. Dokter akan memantau detak jantung janin secara rutin menggunakan alat doppler atau selama pemeriksaan USG.
Pemantauan detak jantung dilakukan untuk memastikan bahwa janin mendapatkan suplai darah dan oksigen yang cukup. Detak jantung yang tidak teratur atau melemah bisa menjadi tanda adanya masalah, sehingga pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memastikan kesehatan janin.
4. Posisi janin
Menjelang akhir kehamilan, janin idealnya akan berada dalam posisi kepala di bawah. Posisi ini akan memudahkan proses persalinan secara alami. Namun, tidak semua janin mencapai posisi ini dengan cepat. Beberapa mungkin tetap dalam posisi sungsang atau melintang hingga mendekati waktu persalinan.
Dokter akan memeriksa posisi janin selama pemeriksaan prenatal. Jika janin berada dalam posisi yang tidak ideal menjelang persalinan, beberapa teknik bisa digunakan untuk membantu mengubah posisinya.
Baca juga: Bumil Perlu Tahu, Ini 4 Posisi Janin dalam Kandungan
5. Kenaikan berat badan yang sehat
Kenaikan berat badan bumil selama trimester 3 juga berperan penting dalam menilai kesehatan janin. Kenaikan berat badan yang sesuai menunjukkan bahwa Anda mendapatkan cukup nutrisi untuk mendukung pertumbuhan janin. Biasanya, bumil dianjurkan untuk menambah berat badan sekitar 0,5-1 kg per minggu di trimester 3.
Meskipun begitu, setiap bumil berbeda dan angka kenaikan berat badan bisa bervariasi. Yang terpenting adalah memastikan bahwa Anda mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang dan berkualitas selama kehamilan serta memantau kenaikan berat badan secara teratur.
6. Volume cairan ketuban
Cairan ketuban berfungsi untuk melindungi janin dan mendukung perkembangannya. Volume cairan ketuban yang cukup menandakan bahwa janin berkembang dengan baik.
Pemeriksaan USG bisa digunakan untuk menilai volume cairan ketuban Anda dan memastikan tidak ada masalah seperti oligohidramnion (cairan ketuban terlalu sedikit) atau polihidramnion (cairan ketuban terlalu banyak).
Ketidakseimbangan volume cairan ketuban dapat berdampak pada kesehatan janin dan persalinan, sehingga penting untuk memantau kondisi ini secara rutin, Moms. (M&B/RF/Foto: Freepik)