Moms, apakah Anda menggunakan Intrauterine Device (IUD) sebagai alat kontrasepsi? Alat kontrasepsi berbentuk T kecil yang dimasukkan ke dalam rahim ini memang menjadi pilihan bagi banyak wanita untuk mencegah kehamilan atau mengatur jarak kelahiran. Jenis kontrasepsi satu ini populer karena efektivitasnya yang tinggi dan durasi pemakaiannya yang panjang.
IUD sendiri merupakan metode kontrasepsi jangka panjang yang bisa bertahan antara 3 dan 10 tahun, tergantung pada jenisnya. IUD hormonal biasanya berlaku 3-7 tahun, tergantung mereknya, sementara IUD tembaga dapat bertahan hingga 10 tahun pemakaian. Meskipun demikian, seperti perangkat medis lainnya, IUD juga memiliki batas waktu pemakaian, sehingga perlu diganti. Kapan IUD harus diganti? Simak penjelasannya berikut ini.
IUD wajib diganti
Mengganti IUD secara tepat waktu sangat penting untuk memastikan pencegahan terhadap kehamilan tetap optimal. Pasalnya, seiring berjalannya waktu, IUD yang dipasang di dalam rahim akan mengalami penurunan efektivitas. Hal ini disebabkan oleh material pembuat IUD yang bisa mengalami kerusakan atau fungsi hormonal yang menurun bagi IUD hormonal.
Selain itu, studi menunjukkan bahwa IUD yang digunakan lebih lama daripada jangka waktu yang direkomendasikan berpotensi meningkatkan risiko komplikasi kesehatan, seperti infeksi panggul atau perforasi rahim yang meskipun jarang terjadi tetap perlu diwaspadai.
Mengganti IUD secara tepat waktu juga memberikan kesempatan bagi dokter untuk memeriksa kondisi rahim dan memastikan tidak ada komplikasi kesehatan lain yang muncul akibat penggunaan IUD yang berkepanjangan.
Kapan IUD harus diganti?
Moms bisa berkonsultasi mengenai kapan waktu yang tepat untuk mengganti IUD dengan dokter Anda. Dokter akan memberikan panduan berdasarkan jenis IUD yang Anda gunakan dan kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan. Namun, umumnya untuk IUD hormonal disarankan untuk diganti setiap 5 tahun, sementara untuk IUD tembaga bisa bertahan hingga 10 tahun.
Penting bagi Moms untuk mengikuti jadwal yang direkomendasikan dokter dan tidak melewatkan pemeriksaan rutin. Pasalnya, penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengganti IUD secara teratur cenderung memiliki pengalaman positif dengan alat kontrasepsi ini dibandingkan mereka yang tidak mengikuti jadwal penggantian.
Baca juga: Hamil Setelah KB Steril, Mungkinkah? Ini Ciri-Cirinya
Tanda-tanda Anda harus mengganti IUD
Ada beberapa tanda yang menandakan bahwa IUD Anda mungkin perlu diganti lebih awal dari jadwal, misalnya jika Moms mengalami nyeri yang tidak biasa, pendarahan tak teratur, atau perubahan dalam siklus menstruasi.
Selain itu, saat Anda merasa bahwa benang IUD sudah terlalu pendek atau terlalu panjang dibandingkan biasanya, ini juga bisa menjadi tanda bahwa IUD telah bergeser atau tidak berada di lokasi yang seharusnya.
Perhatikan juga setiap gejala infeksi seperti demam, rasa sakit parah, atau keputihan yang tidak normal. Ini bisa menandakan adanya masalah yang membutuhkan perhatian medis segera.
Efek telat mengganti IUD
Selain berisiko mengalami kehamilan yang tidak diinginkan, mengabaikan jadwal penggantian IUD bisa menimbulkan risiko kesehatan serius, seperti pendarahan tidak teratur, nyeri, bahkan risiko infeksi.
Bahkan, telat mengganti IUD juga bisa memengaruhi keseimbangan hormonal, terutama jika Anda menggunakan IUD jenis hormonal. Ketidakseimbangan ini dapat berdampak pada suasana hati dan kesehatan Anda secara keseluruhan, Moms.
Itulah penjelasan mengenai kapan IUD harus diganti. Pastikan Anda mengganti IUD tepat pada waktunya demi menjaga efektivitas kontrasepsi dan kesehatan reproduksi Anda secara keseluruhan. (M&B/Vonda Nabilla/SW/Foto: Freepik)