Moms dan Dads, tahukah Anda bahwa perkembangan emosional pada anak usia dini merupakan salah satu fondasi penting bagi kesehatan mental dan kesejahteraan anak di masa depan?
Proses perkembangan emosional anak pada usia dini tidak hanya melibatkan aspek kognitif, tapi juga keterampilan sosial dan emosional yang sangat penting bagi kehidupannya kelak.
Bagi orang tua, pemahaman yang mendalam tentang perkembangan emosional anak pada usia dini sangat penting. Melalui peran aktif, Moms dan Dads bisa menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang emosional anak.
Apa itu perkembangan sosial emosional anak?
Perkembangan sosial emosional anak adalah proses bagaimana anak belajar memahami dan mengelola emosinya, membangun hubungan dengan orang lain, serta berinteraksi dengan lingkungan sosial.
Perkembangan ini juga mencangkup kemampuan untuk mengidentifikasi, mengatur, mengekspresikan perasaan, membentuk hubungan yang sehat dengan keluarga, teman, dan orang lain, serta mengembangkan rasa empati dan keterampilan sosial.
Perkembangan sosial emosional anak mencangkup beberapa aspek yaitu:
- Pemahaman dan pengelolaan emosi
- Keterampilan sosial
- Empati
- Kemandirian
- Pengembangan identitas.
Baca juga: Penting, Ini Cara Mengenalkan Emosi pada Anak
Tahapan perkembangan sosial emosional anak usia dini
Tahapan perkembangan sosial emosional anak berlangsung dalam beberapa tahap. Biasanya ini dimulai dari bayi hingga anak usia dini. Berikut adalah tahapan-tahapan perkembangan sosial emosional anak.
1. Tahap bayi (0-2 tahun)
Di tahap ini bayi mengalami:
- Perkembangan emosi dasar di mana bayi mulai mengekspresikan emosi, seperti kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, dan marah. Biasanya ini ditunjukkan lewat ekspresi wajah atau gerakan tubuh.
- Keterikatan dengan pengasuh. Bayi akan membentuk ikatan emosional yang kuat dengan pengasuh utamanya, yaitu ibu dan ayah.
- Perkembangan sosial yang ditunjukkan lewat respons terhadap suara dan ekspresi wajah orang lain.
2. Tahap balita (2-4 tahun)
Di tahap ini balita mengalami:
- Pengenalan diri dan emosi, di mana balita mulai mengenali perasaan dan menunjukkan emosi yang lebih kompleks seperti frustrasi.
- Ekspresi emosi dan mengendalikan diri. Balita bisa menunjukkan kemampuan untuk mengekspresikan perasaannya meskipun masih belajar untuk mengontrol reaksi emosi seperti marah dan kecewa.
- Perkembangan sosial. Di usia ini balita juga mulai sering berinteraksi dengan teman sebaya.
3. Tahap prasekolah (4-5 tahun)
Di tahap ini anak mengalami:
- Perkembangan kemampuan berempati dan mengenali emosi orang lain.
- Keterampilan sosial yang lebih rumit, misalnya bekerja sama dengan teman sebaya dan bisa memulai atau menghentikan interaksi sosial secara lebih mandiri.
- Mengenal peran sosial di mana anak memahami peran di keluarga dan lingkungan, baik sebagai teman, saudara, atau anak yang lebih muda.
4. Tahap usia sekolah awal (5-7 tahun)
Di tahap ini anak mengalami:
- Perkembangan identitas diri seperti mengenal apa yang menjadi minat dan hobinya.
- Meningkatkan kemampuan mengatur emosi di mana anak belajar mengendalikan emosi dengan lebih baik meskipun masih memerlukan bimbingan orang tua.
- Perkembangan hubungan sosial. Anak akan antusias dalam bermain dengan teman sebaya dan mulai memahami pentingnya pertemanan.
5. Tahap usia sekolah dasar (7-12 tahun)
Di tahap ini anak mengalami:
- Moral dan etika yang makin berkembang karena mulai memahami konteks sosial, seperti kebaikan, keputusan, dan keadilan.
- Peningkatan kemampuan empati dan kerja sama. Anak bisa melihat perspektif orang lain dan membangun empati terhadapnya serta mau bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
- Membangun keterampilan sosial yang lebih matang. Keterampilan ini mencangkup kemampuan berkomunikasi, menangani konflik, dan menjaga hubungan yang sehat.
Perkembangan sosial emosional anak adalah proses bertahap yang dimulai sejak bayi hingga usia sekolah, dan ini memungkinkannya belajar mengenali, mengelola, mengekspresikan emosi, dan berinteraksi dengan orang lain.
Nah, di setiap fase tersebut Moms dan Dads memegang peranan penting untuk mendukung dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk anak Anda. (M&B/Ayu/SW/Foto: Racool_studio/Freepik)