FAMILY & LIFESTYLE

Sleep Divorce Bisa Pengaruhi Kualitas Tidur dan Kehidupan Rumah Tangga



Moms pernah mendengar tren sleep divorce? Tidak perlu buru-buru khawatir dengan kata divorce yang menyertainya. Sleep divorce adalah istilah modern yang mengacu pada keputusan pasangan untuk tidur secara terpisah, biasanya di kamar tidur berbeda, demi memastikan tidur yang lebih nyenyak dan berkualitas. Fenomena ini makin populer di tengah tingginya kesadaran akan pentingnya tidur bagi kesehatan fisik dan mental.

Menurut survei National Sleep Foundation, hampir 30% pasangan di Amerika menikmati tidur mereka di tempat tidur yang terpisah. Aktivitas seperti mendengkur, jadwal tidur yang tidak sinkron, atau preferensi kenyamanan (seperti suhu ruangan atau jenis kasur) sering menjadi alasan utama munculnya sleep divorce. Namun, sleep divorce tidak bertujuan untuk memisahkan hubungan emosional pasangan.

Kategori sleep divorce

Sleep divorce dapat terbagi dalam beberapa kategori tergantung dari alasan dan pengaturan yang disepakati, yakni:

1. Sleep divorce permanen

Pada kategori ini, pasangan memutuskan untuk selalu tidur secara terpisah. Biasanya, keputusan seperti ini dibuat oleh pasangan yang memiliki perbedaan yang signifikan dalam gaya tidur mereka, seperti perbedaan kebiasaan mendengkur atau jam tidur yang sangat berbeda.

Pengaturan tidur ini kerap digunakan oleh pasangan yang memiliki "night owl" (orang yang suka begadang) dan "early bird" (orang yang bangun pagi). Dengan tidur di ruangan terpisah, masing-masing individu dapat mengikuti kebiasaan tidur mereka tanpa mengganggu pasangan.

2. Sleep divorce sementara

Tidur terpisah sementara ini biasanya dilakukan karena kondisi tertentu, misalnya ketika salah satu pasangan sedang sakit, memiliki jadwal lembur yang ketat, atau ada bayi di rumah yang mengharuskan salah satu orang tua untuk bangun malam. Setelah kondisi kembali normal, pasangan akan tidur bersama kembali.

3. Sleep divorce parsial

Sleep divorce parsial terjadi ketika pasangan hanya memilih tidur terpisah pada hari-hari tertentu, seperti di akhir pekan atau ketika pekerjaan sedang sangat sibuk. Ini adalah langkah kompromi untuk tetap menjaga kualitas tidur tanpa sepenuhnya meninggalkan kebiasaan berbagi tempat tidur bersama pasangan.

4. Sleep divorce karena teknologi

Kategori ini unik dan modern, di mana salah satu pasangan menggunakan teknologi seperti aplikasi tidur atau alat pelacak tidur yang menunjukkan data kurang optimalnya tidur mereka ketika berbagi tempat tidur. Data ini sering digunakan sebagai dasar keputusan untuk mencoba tidur terpisah.

Baca juga: Posisi Tidur Suami Istri dan Maknanya pada Hubungan Pernikahan

Efek sleep divorce terhadap hubungan pasangan

Memilih tidur terpisah sering dianggap kontroversial. Beberapa orang khawatir bahwa hal ini akan mengurangi keintiman dengan pasangan. Namun, sleep divorce tidak serta-merta akan merusak hubungan Anda. Bahkan, dalam banyak kasus, fenomena ini justru memberikan efek positif. Berikut ini dampaknya.

1. Tidur yang berkualitas

Bagi banyak pasangan, tidur terpisah memungkinkan mereka mendapatkan tidur yang berkualitas tanpa gangguan. Hal ini secara langsung berkontribusi pada kesehatan fisik dan mental, mengurangi stres, serta meningkatkan energi untuk aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Ini Panduan Memilih Bantal Tidur yang Nyaman untuk Tidur Berkualitas

2. Meningkatkan hubungan

Tidur cukup membuat kedua pasangan lebih sabar dan bahagia dalam menghadapi tantangan sehari-hari. Seseorang yang kurang tidur sering kali menjadi lebih emosional, mudah tersinggung, dan sulit berkomunikasi. Dengan tidur berkualitas, pasangan dapat lebih fokus membangun hubungan yang sehat.

3. Mengurangi konflik

Kebiasaan tidur yang bertolak belakang sering menjadi sumber konflik sehari-hari. Dengan memutuskan untuk tidur secara terpisah, konflik akibat mendengkur atau berbeda jam tidur bisa dicegah.

4. Peluang meningkatkan keintiman

Ironisnya, tidur secara terpisah kadang-kadang justru meningkatkan keintiman. Pasangan dapat dengan sengaja meluangkan waktu untuk "bertemu" dan menciptakan momen khusus, tanpa kebosanan rutinitas tidur bersama setiap malam.

5. Stigma sosial berkurang

Seiring peningkatan popularitas sleep divorce, stigma seputar tidur terpisah mulai berkurang. Orang makin paham bahwa keputusan ini sering kali lebih berkaitan dengan kesehatan daripada masalah pribadi dalam hubungan.

Itulah penjelasan mengenai tren sleep divorce yang perlu Anda ketahui. Bila tertarik untuk melakukannya, pastikan Anda melakukan diskusi secara terbuka dengan pasangan dahulu, sehingga tujuan positif sleep divorce bisa tercapai tanpa mengurangi keharmonisan rumah tangga. (M&B/Ayu/SW/Foto: Pexels)