Air memang sangat diperlukan oleh tubuh, sebab sekitar 60-70 persen yang ada di dalam tubuh adalah air. Kendati demikian anak-anak suka sulit saat diminta meminum air putih. “Anak-anak kita ini nantinya akan menjadi pemimpin masa depan. Untuk itu, tentu harus sehat dan tidak akan bisa pintar kalau mereka tidak sehat. Makannya harus baik dan minumnya harus cukup. Masalahnya rata-rata anak itu susah sekali disuruh minum air putih, padahal sel-sel di dalam tubuh sangat membutuhkan air putih,” ujar psikolog Ratih Ibrahim.
(Baca : Air dan Kesehatan)
Dalam acara re-launch wahana AQUA Water Research Training Center di Kidzania, Jakarta, pada Rabu lalu (10/12), disebutkan tidak hanya soal kuantitas, kualitas air pun patut diperhitungkan oleh Moms, apakah datang dari mata air yang bersih serta bagaimana proses pengolahannya hingga layak diminum oleh masyarakat. Walaupun tidak berdampak langsung kepada kondisi psikologis, psikolog Ratih menyebutkan, bila meminum air putih yang tidak memenuhi standar efeknya akan terakumulasi.
“Saat meminum air yang tidak layak konsumsi, misalnya kandungan mineral tertentu terlalu berlebihan atau bakterinya banyak, tentu akan berdampak pada kesehatan anak. Apalagi kalau tidak minum air putih sama sekali. Kondisi kesehatan fisik ini yang nanti akan berpengaruh kepada aspek psikologisnya. Misalnya, Sang Anak minum air yang penuh bakteri E. Coli, ia akan terkena diare dan lemas. Ia pun akan jadi sulit berpikir, serta malas bergerak dan beraktivitas,” tutupnya. (Sagar/DT/Dok. M&B)