Badan amal Save the Children mengungkapkan, setiap tahun ada 1,2 juta bayi meninggal dalam 24 jam setelah dilahirkan. Prematuritas merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian bayi tersebut. Namun sebenarnya, 50 persen dari angka itu dapat dicegah, jika saja setiap ibu dan bayi mendapatkan akses kesehatan yang memadai. Save the Children sendiri mengecam kasus ini sebagai bentuk kriminalitas, karena membiarkan bayi meninggal sia-sia sebelum tumbuh dewasa.
“Hari pertama kehidupan bayi sangat berisiko dan banyak para ibu melahirkan bayinya sendirian tanpa pertolongan medis sama sekali,” ungkap Justin Forsyth, CEO Save the Children. Ia menambahkan, harus ada solusi untuk membantu para Newborn melewati hari pertamanya dan dibutuhkan aturan yang jelas untuk mengatasinya.
Sementara menurut Neal Long, CEO badan amal Sands yang mengurusi masalah kematian bayi, para bumil di Inggris sudah diberikan antenatal care yang memadai oleh tenaga medis agar dapat menjalani persalinan yang sehat. Tetapi masih saja ada bayi yang meninggal setiap harinya.
“Beberapa kematian disebabkan oleh kesalahan yang tidak bisa dihindari. Sementara pada beberapa kasus lainnya, kami masih belum bisa mengidentifikasi dengan pasti kapan bayi-bayi itu membutuhkan pertolongan medis. Kami akan membantu menyelamatkan hidup bayi-bayi yang lahir dengan memberikan perawatan yang terbaik kepada para bumil di seluruh dunia,” tegasnya. (Sagar/DC/Dok. M&B)