BUMP TO BIRTH

Etika di Ruang Bersalin



Ada peraturan tak tertulis yang perlu Anda, dan keluarga, ketahui di ruang bersalin. Intip dos dan donts-nya di sini.

1. Two’s a Couple, Three’s a Crowd
Menurut Dr. Fakriantini, Sp.OG, idealnya jumlah penunggu di ruang bersalin tergantung dari kenyamanan Si Ibu yang akan melahirkan. Orang yang biasanya diinginkan berada di ruang bersalin: suami, ibu kandung, ibu mertua, dan atau adik. Namun masalahnya, semakin banyak orang, semakin sulit juga untuk menjaga kebersihan ruangan. Padahal, kebersihan sangat penting dalam semua tindakan medis. Jadi karena tingkat kebersihan atau sterilisasi di Indonesia masih kurang, penunggu sebaiknya dibatasi 1 atau 2 orang saja.

2. Si Kakak, Diajak atau Di Rumah?
Anak-anak selalu melihat segala hal dari satu sisi, jadi jangan berharap Si Sulung akan membantu menyemangati Anda, karena kemungkinan besar ia malah akan sibuk dengan dirinya sendiri, atau malah merepotkan Anda. Jadi, agar Si Kakak lebih nyaman, akan sangat baik sekali jika Anda membiarkannya tinggal dan menunggu di rumah, tentunya dengan orang dewasa lain yang Anda percaya untuk menjaganya.


3. Foto dan Video
Memang penting untuk mengabadikan momen kelahiran bayi Anda, apalagi jika ia anak pertama. Namun, konfirmasikan dulu dengan pihak rumah sakit, apakah mereka mengizinkan proses persalinan di sana direkam melalui foto atau video. Tanyakan dengan jelas, proses apa saja yang memungkinkan untuk difoto, yang tidak mengganggu kerja mereka selama di ruang bersalin.

4. Ucapkan Terima Kasih
Ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu Anda. Hantaran kecil untuk para suster, misalnya, akan membuat mereka merasa dihargai secara profesional karena telah berhasil membantu Anda. Atau, mengirim pesan singkat secara personal berisi ucapan terima kasih kepada dokter kandungan Anda juga akan membuat ia bersemangat. Tidak sulit, kan? Ucapan terima kasih memang kunci dari etika di mana dan kapan pun, termasuk di ruang bersalin.

(SDS/Siksta/DT/dok: MBUK)