FAMILY & LIFESTYLE

Junk Food Memengaruhi Otak Untuk Berpikir



Restoran junk food yang banyak bermunculan di daerah perkotaan memang sering kali menjadi alternatif tempat makan ketika tidak sempat memasak. Kendati demikian, studi terbaru dari Australia menyebutkan junk food dapat menghentikan keinginan Anda untuk mengonsumsi makanan sehat. Para ahli percaya memakan junk food berlebihan mampu mengubah perilaku seseorang, melemahkan kontrol diri, cenderung makan lebih banyak, dan mengalami obesitas.

Profesor Margaret Morris dari University of New South Wales, Australia, menuturkan hal menarik dari penemuan ini adalah pengonsumsian junk food yang berkepanjangan dapat memengaruhi area otak yang bertanggung jawab dalam pembuat keputusan, sehingga ada implikasi kemampuan seseorang dalam memilih jenis asupan makanan menjadi terbatas.

World Health Organisation (WHO) mengestimasi lebih dari 10 persen populasi orang dewasa di dunia menderita obesitas dan setidaknya 2,8 juta orang meninggal akibat masalah ini. Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor besar risiko dari penyakit serius, seperti diabetes, sakit jantung, maupun kanker.

Dilansir melalui Daily Mail, Dr Amy Reichelt, pemimpin studi, menuliskan dalam jurnal Frontiers in Psychology bahwa iklan sangat ikut andil dalam memberikan pengaruh yang besar kepada masyarakat untuk mengonsumsi makanan-makanan tidak sehat yang akhirnya menyebabkan obesitas. (Sagar/DT/Dok. Daily Mail UK)