TODDLER

Implan Koklea, Solusi Bagi Gangguan Pendengaran Anak



Dari tidak mendengar apa-apa, akhirnya bisa mendengar bahkan lancar berbicara. Hal tersebut dialami oleh salah satu anak yang mengalami gangguan pendengaran, yaitu Dave Azriel Sinaga, 11. Dave diketahui mengalami gangguan pendengaran sejak usia 2 tahun, dan ia pun menggunakan alat bantu dengar untuk membantu indra pendengarannya.

Dave akhirnya dapat mendengar, dan juga dapat berbicara namun tidak berkembang secara maksimal. Oleh karena itu, di usia 5 tahun, orang tuanya memutuskan untuk memasang implan koklea agar siswa kelas 5 SD tersebut dapat mendengar lebih baik. Sampai saat ini hasilnya cukup memuaskan. Artikulasi Dave dapat dimengerti dan beraktivitas layaknya anak normal lainnya.

Dave adalah salah satu anak yang sudah merasakan manfaat implan koklea. Namun, apakah semua anak dengan gangguan pendengaran harus memasang implan koklea?

Menurut dr. Harim Priyono, SpTHT-KL(K) dari Departemen Telinga, Hidung dan Tenggorokan Bedah Kepala dan Leher RSCM-FK UI, implan koklea diperuntukkan terutama bagi anak yang mengalami gangguan pendengaran berat. Untuk kondisi ringan dan sedang, masih dapat dibantu dengan alat bantu dengar (ABD) konvensional.
Selain itu, implan koklea lebih ditujukan bagi anak yang tidak lagi merasakan manfaat ABD.

ABD dan implan koklea, keduanya berfungsi untuk membantu pendengaran namun memiliki perbedaan. ABD digunakan untuk memperbesar volume suara agar dapat ditangkap oleh rumah siput atau koklea, sebelum mengirimkannya ke saraf pendengaran. Sementara implan koklea merupakan penanaman elektroda untuk menggantikan fungsi koklea atau rumah siput yang sudah rusak.

Satu set implan koklea terdiri dari 2 unit, yaitu unit dalam yang dipasang melalui proses operasi berisiko kecil dan unit luar yang dipasang di daun telinga. Supaya penggunaan alat ini aman, maka orang tua perlu memberikan perhatian ekstra pada Si Kecil, terutama ketika ia berada di dekat benda-benda yang menghantarkan listrik. Selain itu, hindari anak melakukan aktivitas berat dan olahraga ekstrim supaya alat tidak terbentur.

Operasi implan koklea telah dilakukan di RSCM sejak 2002, sementara alat juga sudah tersedia di Indonesia oleh Cochlear Indonesia. Sayangnya, biaya alat dan operasi implan ini masih tinggi, sehingga belum dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat. (Meiskhe/TW/Dok. M&B UK)