Si Kecil mengalami kulit kemerahan, gatal, dan eksim? Atau bahkan mungkin mengi, kolik, diare berdarah, dan konstipasi. Waspada Moms, boleh jadi Si Kecil mengalami alergi. Alergi merupakan respons sistem kekebalan tubuh yang abnormal terhadap zat masuk ke dalam tubuh yang dianggap tidak berbahaya.
Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. DR. Budi setiabudiawan, dr., SpA(k), M. Kes, mengungkapkan bahwa orangtua harus memahami alergi pada anak yang tepat. Terlebih alergi dapat terjadi karena faktor genetik, polusi, dan kelahiran secara caesar.
Secara genetis, anak dengan orangtua yang tidak memiliki riwayat alergi masih dapat berisiko mengalami alergi sebesar 5%-15%. Namun, anak-anak dengan salah satu atau kedua orangtua yang memiliki riwayat alergi berisiko 20% hingga 60% mengalami alergi.
“Faktor pemicu alergi atau alergen dibagi menjadi dua, yaitu pemicu hirupan dan makanan. Alergi protein susu sapi adalah salah satu alergi makanan yang paling banyak terjadi pada anak-anak. Anda harus waspada karena alergi protein susu sapi dapat menyerang sistem saluran cerna (50-60%), kulit (50-60%), dan juga system pernapasan (20-30%).
Gejalanya dapat bersifat ringan seperti kemerahan, gatal, dan eksim pada kulit, hingga berat seperti mengi pada saluran napas, kolik, diare berdarah, konstipasi. “Gejala yang paling berbahaya adalah gagal tumbuh dan anaphylaxis atau penyempitan saluran napas,” ujar Prof. Budi.
Menurut Prof. Budi, cara yang paling tepat untuk menanggulangi alergi adalah dengan mengontrol dan mencegah reaksi alergi. Orangtua harus paham apa yang mencetuskan alergi sehingga sebisa mungkin dapat segera menghindarinya. (Seva/HH/Dok. M&B UK)