Menjadi orang tua atau ibu tunggal memang bukan perkara mudah, namun bukan berarti tidak bisa dijalani dengan bahagia. Seorang ibu tunggal bisa disebabkan beberapa alasan, seperti perceraian, pasangan yang sakit berat, pasangan yang tinggal berjauhan, mengadopsi anak atau juga pasangan meninggal dunia. Berbagai kondisi ini bukan hal yang asing, karena banyak ibu tangguh di luar sana yang menjalani peran ganda, sebagai ibu dan ayah.
Memang terdapat banyak tantangan yang harus dijalani seorang ibu tunggal. Namun, pastinya ada jalan untuk menghadapi setiap tantangan tersebut.
Menurut psikolog ternama, Ratih Ibrahim, S.Psi, MM yang ditemui Minggu (11/3), ada 3 tantangan mendasar yang akan dihadapi seorang ibu tunggal. Mulai dari stigma masyarakat, seperti merasa kasihan, ibu tunggal selalu kesepian, atau anak yang kurang kasih sayang orang tua.
Tantangan kedua adalah anak itu sendiri, di mana seorang ibu tunggal memiliki tugas ganda juga sebagai ayah. Ia dituntut dapat membimbing sang anak seorang diri hingga dewasa. Lalu terakhir, mencari nafkah, dengan kondisi yang biasanya direndahkan pekerja lainnya (terutama laki-laki) atau hal lain yang kurang menguntungkan bagi ibu tunggal di tempat kerja.
Namun faktanya, ketiga hal di atas akan dirasakan seorang ibu tunggal karena mereka belum terbiasa. Beberapa tahun di awal statusnya sebagai ibu tunggal membuat harus beradaptasi dengan situasi yang aneh dan baru untuknya. Lama-kelamaan, kondisi ini akan mampu menguatkan semua anggota keluarga, baik ibu maupun anaknya.
Ratih pun memberikan tips untuk menghalau segala hal negatif yang bisa diterima seorang ibu tunggal. Yang pertama, cuek, biarkan apapun pendapat orang lain mengenai diri Anda, karena hanya Anda dan Tuhan yang tahu kondisi sebenarnya. Kedua, lakukan segala hal dengan ikhlas dan tetap ucapkan syukur atas berkat yang didapat selama ini.
Hal penting yang juga bisa Anda lakukan sebagai ibu tunggal adalah tetap mengurus anak-anak Anda. Sedangkan parenting sendiri terdiri dari tiga hal: merawat, mengasuh, dan mendidik. Untuk melakukannya, ada satu konsep yang Ratih berikan dan bisa Anda lakukan di rumah, yaitu konsep 5K. Konsep 5K ini adalah:
-Kasih sayang, di mana Anda wajib memberikan kasih sayang kepada anak-anak, seperti mendengarkan cerita mereka, memeluk atau mencium mereka dengan cinta.
-konsekuensi, yang menuntut Anda mengajarkan kepada anak bahwa setiap perbuatan baik atau pun buruk akan memiliki dampak yang bisa kita terima di masa depan.
-Konsisten juga perlu Anda tunjukkan dalam membesarkan anak, karena mereka dapat belajar melakukan segala hal, seperti tanggung jawab tanpa merubah prinsip sendiri.
-Kekompakan antara Anda dan anak juga perlu dibangun, yang salah satu efeknya dapat menguatkan satu sama lain.
-Kompromi, yang bisa Anda lakukan dengan berdiskusi mengenai satu hal yang bisa menguntungkan Anda sebagai ibu dan sang anak. Hal ini akan membuat anak bisa memahami apa yang Anda inginkan, begitu juga sebaliknya.
Terakhir, Ratih menyarankan agar Anda menjadi orang tua yang harus selalu bahagia, memberi semua hal termasuk kepercayaan 100 persen, membangun relasi dan selalu ada untuk keluarga. Karena "Setiap pengalaman menorehkan jejak dalam diri anak yang akan dibawa seumur hidupnya dan memberikan warna bagi masa depannya". (Vonia Lucky/TW/Dok. Freepik)