Salah satu tipe anak picky eater adalah sensory responder. Mereka memiliki kesukaan dan ketidaksukaan pada makanan berdasarkan kualitas sensori makanan tersebut. Jadi, rasa, tekstur, dan aroma makanan sangat penting baginya.
Sensory responder cenderung memilih makanan dengan tekstur keras, crunchy, dan manis atau asin. Ia tidak menyukai makanan ‘benyek’, seperti bubur. Dokter Grace Judio-Kahl, Msc., MH, Cht, pakar bariatik dan pendiri klinik light-HOUSE Indonesia menyebutkan, tipe ini memiliki tendensius menyukai makanan yang digoreng atau dibalut tepung. Semua inginnya dibalut tepung dan renyah.
Beberapa anak juga tidak menyukai makanan dengan bau tajam atau menyengat, seperti bawang putih. Ciri lain dari sensory responder adalah menolak makanan dengan rasa hambar cenderung pahit seperti brokoli. Ia juga tidak menyukai makanan yang dicampur dan sangat memilih bagaimana makanannya disajikan.
Jika Si Kecil masuk dalam tipe sensory responder, ini yang perlu Moms lakukan:
• Jika Tidak Penting, Tidak Perlu Dilawan
Berkompromi dengan Si Kecil merupakan cara efektif dan paling mudah, daripada Anda memaksakan kemauan kepadanya. Jika Si Kecil memiliki keinginan yang jelas mengenai makanan apa yang ia mau dan tidak mau, setujui saja.
“Jika tidak terlalu penting, jangan dilawan. Namun, tentu saja Anda harus pandai menyiasati dan menjadi lebih kreatif,” ujar dr. Grace. Misalnya, anak hanya suka nugget, siasati dengan memberi sedikit saja parutan wortel atau tahu dalam nugget-nya.
Anda juga perlu mengetahui apa yang tidak disukai Si Kecil dan cari penggantinya. Misalnya, ia tidak menyukai rasa hambar, cari sayuran dengan rasa manis seperti jagung.
• Berikan Pengertian
Sejak usia 2 tahun, Si Kecil sudah bisa diberikan pengertian mengenai fungsi makanan bagi tubuh. Misalnya, karbohidrat berfungsi untuk memberikan tenaga. Anda bisa merayunya dengan menjelaskan manfaat karbohidrat bagi tubuhnya.
Katakan kepada Si Kecil, “Jika tidak makan nasi atau mi, kamu bisa lemas karena tidak memiliki tenaga. Kalau lemas, kamu jadi tidak bisa bermain, kan!” Begitu pula dengan protein. Protein yang terkandung dalam daging bisa membuat Si Kecil dapat tumbuh optimal.
Anda bisa sampaikan ini padanya, “Kalau kamu mau pandai bermain basket atau bisa mengambil mainan di rak atas, makan daging yuk, Nak! Karena dalam daging ada banyak protein yang bisa membuat kamu tambah tinggi, lho.”
• Menu Fleksibel
Menurut dr. Grace, kunci pemberian makan untuk anak picky eater adalah menu yang fleksibel, namun tetap memerhatikan gizi yang seimbang. “Mudahnya, makanan tersebut harus mengandung 3 komponen, yaitu vitamin dan mineral, karbohidrat, serta protein,” tambahnya.
• Memasak Pintar
Selain kreatif, Anda pun perlu pintar menyusun strategi, salah satunya dengan memasak pintar. Apa maksudnya? Misalnya saja untuk menyajikan spaghetti bolognese bagi sensory responder yang cenderung suka makanan crunchy, coba buat dagingnya sedikit krispi.
Jika ia tidak menyukai daging merah, gunakan ayam. Jika ia tidak menyukai tomat, tak perlu menambahkan saus tomat. Ganti saja dengan potongan sayur lain yang ia suka, misalnya wortel.
Nah, kalau Si Kecil, masuk ke tipe picky eater yang mana Moms? Untuk mencari tahu, Anda bisa mengikuti kuis ini sehingga dapat mengatasi masalah anak pemilih dalam hal makanan.
(M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)