Seperti halnya makan dan minum, tidur juga merupakan kebutuhan dasar Si Kecil, terutama di 5 tahun pertamanya. Menurut Dr. dr. Dwi Putro Widodo, Sp.A(K)., konsultan neurologi anak dari RS Pondok Indah - Pondok Indah, tidur sangatlah penting, karena cukup tidur berguna untuk perkembangan otak, fisik, dan otot anak.
Dikutip dari Healthy Sleep Habits, Happy Child, yang ditulis Marc Weissbluth, MD., tidur merupakan sumber kekuatan yang membuat pikiran tetap tajam dan tenang. Tidur akan mengisi kembali daya otak, sehingga meningkatkan rentang perhatian serta memungkinkan fisik menjadi rileks dan mental menjadi awas secara bersamaan.
Baca juga: Metode Ferber, Latihan agar Bayi Bisa Tidur Sendiri
Manfaat tidur buat bayi
Selain beberapa hal tersebut di atas, berikut ini manfaat lain dari tidur buat Si Kecil.
- Ketika tidur, seluruh informasi yang diserap selama Si Kecil terjaga akan diproses dan disimpan di dalam otaknya untuk masa depannya kelak.
- Sekitar 75 persen hormon pertumbuhan akan dilepaskan selama tidur. Hormon tersebut bertugas merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan serta mengatur metabolisme tubuh.
- Proses perbaikan dan pembaruan sel-sel di dalam tubuh juga berlangsung lebih cepat saat Si Kecil sedang tertidur.
- Meningkatkan daya tahan tubuh.
- Menurut dr. Marc serta Gary Ezzo dan Robert Bucknam, MD., dalam buku On Becoming Baby Wise, anak yang tidur lebih banyak akan lebih ceria, supel, dan mudah diatur.
- Berdasarkan beberapa studi, anak yang tidur lebih banyak akan memiliki IQ yang lebih tinggi.
- Bagi anak ADHD, tidur yang berkualitas akan meningkatkan hubungan pertemanan dan performa di sekolah.
- Memengaruhi perkembangan neurologis serta mencegah terjadinya masalah terkait perilaku.
Baca juga: Perlukah Merasa Khawatir Jika Bayi Tidur Terlalu Lama?
Dampak kurang tidur pada bayi
Kurang tidur atau tidur tidak berkualitas akan memberi dampak buruk buat anak. Masalah ini tidak hanya mengganggu tidur malam anak, tapi juga mengganggu harinya. Si Kecil jadi kurang awas, tidak berkonsentrasi, dan mudah teralihkan. Secara fisik ia juga menjadi lebih impulsif, hiperaktif, atau malas. Masalah lain yang juga bisa dialami bayi, di antaranya:
- Kadar sel darah putih dalam tubuh akan menurun sehingga sistem imunitas ikut menurun dan mudah terserang penyakit.
- Perkembangan otak terganggu. Saat balita, ia jadi sulit mengingat dan menangkap pelajaran, sehingga performa di sekolah kurang baik dan prestasi menurun.
- Bangun tidur dengan kondisi tidak segar, kelelahan, dan menguap terus sepanjang hari.
- Lebih rewel, mudah tersinggung, pemarah, tantrum dan kurang sabaran. Saat remaja, ia akan sulit mengontrol diri dan mengalami masalah perilaku.
- Nafsu makan berlebihan dan cenderung tidak terkontrol, atau malah tidak nafsu makan.
- Gelisah dan tidak bisa menghibur diri sendiri ketika sedih.
- Respons terhadap sekitar melambat, sehingga mudah mengalami kecelakaan.
- Berisiko mengalami obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.
(M&B/Vonia Lucky/SW/Foto: Freepik)