Selama janin masih berada di dalam perut Moms, ia berada di posisi yang nyaman dan hangat dalam balutan air ketuban. Kantong ketuban berisi janin dan air ketuban ini akan "robek" ketika waktu persalinan telah tiba.
Meskipun begitu, saat kehamilan sudah makin besar, salah satu kekhawatiran yang sering dirasakan para ibu hamil adalah ketuban pecah dini. Dalam bahasa medis, kantong ketuban pecah dini ini disebut juga dengan istilah premature rupture of membranes (PROM).
American Pregnancy Association (APA) mendefinisikan PROM sebagai kasus pecah ketuban sebelum kehamilan 37 minggu. Kondisi ini biasanya lebih sering terjadi pada wanita yang hamil anak kembar dan yang jarak kehamilannya hanya 6 bulan dari kelahiran anak sebelumnya.
Baca juga: 7 Hal yang Sebaiknya Dihindari saat Hamil Anak Kembar
Penyebab ketuban pecah dini
Berikut ini beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko pecah ketuban dini, Moms.
- Kontraksi yang menekan kantong ketuban bisa membuatnya robek
- Jarum amniocentesis yang membuat lubang, terkadang butuh waktu lama untuk rapat kembali
- Cerclage, sebuah prosedur di mana dokter menjahit mulut rahim hingga bayi siap lahir
- Infeksi saluran kemih (ISK)
- Infeksi seksual menular
- Kondisi medis, seperti penyakit paru-paru dan sebagainya
- Terpapar zat berbahaya, seperti asap rokok, narkoba, dan alkohol
- Air ketuban terlalu banyak atau terlalu sedikit
- Plasenta terpisah dari uterus.
Ciri-ciri ketuban pecah dini
PROM atau kantong ketuban pecah dini bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada wanita hamil yang usia kandungannya sudah mendekati due date. Kenali ciri-ciri kantong ketuban pecah dini, yaitu:
1. Cairan merembes keluar dari vagina. Beberapa Moms ada yang mendefinisikan ini seperti sedang ngompol dan air yang keluar itu tidak bisa ditahan, keluar begitu saja tanpa dorongan. Jumlah cairan yang keluar bisa banyak, tapi bisa juga sedikit.
2. Cairan hangat. Tak heran kalau ibu hamil menyebutnya seperti "ngompol" karena cairan yang keluar ini terasa hangat, seperti saat sedang berkemih.
3. Cairan juga bisa hanya menetes. Keluarnya cairan ketuban ini tidak selalu merembes sedikit atau banyak, tapi bisa juga hanya menetes sedikit demi sedikit. Ketika kondisinya seperti ini, tak jarang bumil mungkin akan mengabaikannya, karena tidak terasa.
Baca juga: Bumil Wajib Tahu! Ini Ciri-ciri Air Ketuban Berkurang
4. Cairan berwarna hijau kecokelatan. Bumil bisa jadi sulit membedakan air ketuban dengan cairan tubuh lainnya, karena sekilas warnanya sama-sama bening. Namun, jika diperhatikan lebih detail, air ketuban berwarna hijau kecokelatan.
5. Cairan bisa mengandung darah. Perlu waspada kalau Moms melihat ada cairan mengalir dan ada semburat darah di dalamnya, karena itu bisa jadi tanda kantong ketuban Anda mulai pecah. Jika ini terjadi, sebaiknya langsung ke rumah sakit ya, Moms.
6. Cairan mulai berkurang. Ketika usia kehamilan Anda sudah sekitar 34 sampai 38 minggu, maka seharusnya berat cairan ketuban Anda sudah sekitar 400-1.200 ml. Jumlah ini bisa diketahui saat USG. Jika air ketuban Anda kurang dari ini, maka bisa jadi ini ciri-ciri kantong ketuban sudah pecah dini.
7. Cairan tidak berbau. Bumil mungkin khawatir tidak bisa membedakan antara air ketuban dan urine. Tenang saja, dua cairan ini tidak akan tertukar, hanya dengan membedakan baunya. Perlu Moms ketahui, cairan ketuban tidak berbau, tidak seperti urine yang baunya cukup menyengat ya, Moms. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)