Saat hamil, Anda mungkin jadi mudah khawatir dengan perubahan dan gangguan yang dialami tubuh. Mengandung selama 9 bulan memang tidak mudah ya, Moms. Ada makhluk hidup lain di dalam tubuh Anda yang bisa membuat tubuh Anda bereaksi macam-macam dan membuat Anda mengalami aneka gangguan dan keluhan. Salah satunya adalah masalah gatal-gatal yang terjadi di kulit. Bagaimana mengatasinya dan apakah gangguan ini bisa berakibat serius pada janin Anda? Simak penjelasannya berikut ini, Moms.
Apa penyebab gatal-gatal?
Selama hamil, kulit Anda meregang agar Anda dapat menampung janin yang makin besar. Peregangan kulit inilah yang membuat kulit Anda jadi gatal. Jadi, bukan karena lebatnya rambut janin ya, Moms.
Temperatur tubuh Anda juga meningkat karena adanya pertambahan volume darah dalam tubuh, sehingga kulit Anda jadi mudah kering dan gatal.
Selain itu, gatal-gatal juga biasanya disebabkan oleh gejala PUPPP (Pruritic Urticarial Papules and Plaques of Pregnancy). PUPPP biasanya terjadi akibat meningkatnya hormon hCG (human chorionic gonadatrophin) dan hormon estrogen.
Biasanya, gatal-gatal ini muncul pada trimester ketiga. Rasa gatal yang dialami ibu hamil bervariasi, dari yang ringan hingga berat, dimulai dari perut, lalu merambat ke paha, kaki, lengan, dada, dan bokong, disertai timbulnya ruam, plak, rasa kebas, kemerahan, bengkak dan bintik-bintik berisi cairan seperti bekas digigit serangga.
Baca juga: 4 Penyebab Warna Kulit Leher Lebih Hitam saat Tengah Hamil
Apakah gangguan ini serius?
Umumnya, gangguan gatal-gatal pada bumil ini tidak berpengaruh terhadap janin. Walaupun begitu, Moms sebaiknya tetap waspada. Meskipun jarang terjadi, gatal-gatal ternyata juga bisa menjadi gejala dari kondisi liver, yakni obstetric cholestasis (OC).
“Hormon kehamilan memengaruhi cara liver Anda memproduksi dan menyimpan zat bernama bile. Dalam kondisi cholestasis, zat bile tersebut menumpuk dalam liver lalu perlahan-lahan bocor ke aliran darah. Begitu zat bile sampai ke kulit, Anda akan merasa sangat gatal,” ujar Patrick O’Brien, konsultan obstetri dan ginekologi di University College London Hospital, Inggris.
Janin Anda pun akan bisa terkena dampak serius jika OC tidak segera ditangani, Moms. “Janin Anda bisa sakit tiba-tiba, dan sekali lagi, meskipun ini jarang terjadi, bahkan bisa sampai meninggal,” tambah Patrick.
Pada dasarnya, cholestasis bisa membuat bumil sakit karena kondisi ini mengurangi kinerja liver dalam mengeluarkan racun.
Apa yang harus dilakukan?
Bila Anda terkena masalah gatal-gatal tersebut, coba langkah-langkah berikut untuk mengatasinya, Moms.
- Mandi dengan air hangat (tidak terlalu panas) untuk meringankan gatal-gatal pada kulit
- Setelah mandi, pakailah krim pelembap kulit, seperti cocoa butter, agar kulit tidak kering dan mengurangi risiko stretchmark di tubuh Anda
- Hindari pakaian ketat selama hamil, karena membuat kulit mudah berkeringat dan menimbulkan iritasi
- Jangan menggaruk kulit yang gatal, karena akan meninggalkan noda kehitaman dan menimbulkan infeksi
- Banyak minum air putih untuk menjaga kelembapan tubuh.
Kapan perlu ke dokter?
Namun, jika kulit Anda tidak menjadi kering tapi mengalami gatal-gatal yang terus-menerus, mulai dari perut, tangan, dan kaki, dengan atau tanpa ruam, segera konsultasikan gangguan ini dengan dokter Anda.
Cholestasis bisa terjadi pada tahap kehamilan kapan pun, tapi lebih sering ditemukan pada 20 minggu terakhir usia kehamilan.
Pengobatan dapat dilakukan, dan Moms juga perlu memeriksakan liver Anda secara teratur. Jika memang terjadi, maka ada kemungkinan Anda perlu melahirkan pada minggu ke-38, karena setelah itu sangat berisiko buat janin Anda, Moms. (M&B/SW/Foto: Freepik)