Manis! Karena rasanya itu, kebanyakan anak menyukai permen. Apakah Moms termasuk tipe ibu yang mengizinkan balita Anda mengonsumsi jenis penganan yang satu ini?
Memang ada segudang alasan bagi Moms untuk melarang Si Kecil mengonsumsi permen. Merusak gigi, mengakibatkan kegemukan, membuat anak jadi hiperaktif, hingga menghilangkan nafsu makan adalah beberapa alasan banyak Moms melarang anaknya mengonsumsi permen. Belum lagi, Si Kecil berisiko tersedak saat mengonsumsi permen yang berukuran kecil.
Kapan memperkenalkan permen pada balita?
Namun makan permen tidak selalu berefek negatif lho, Moms. Permen mengandung gula yang disebut sukrosa. Jika dikonsumsi, ini akan diubah tubuh secara cepat menjadi energi. Beberapa permen juga dibuat dari bahan makanan bernutrisi seperti susu, kacang, dan gula merah sehingga bisa membantu menambah asupan gizi.
Asal diatur dan dibatasi, pemberian permen buat anak boleh-boleh saja. Namun, sebenarnya kapan sih, waktu yang tepat untuk memperkenalkan permen kepada balita Anda?
Jika Moms ingin memperkenalkan permen kepada Si Kecil, sebaiknya tunggu hingga usianya menginjak 3 tahun atau saat dia sudah memiliki koordinasi mulut yang baik. Memberikan permen kepada bayi sangat tidak disarankan karena berpotensi menimbulkan bahaya tersedak, khususnya jenis permen gula, karamel, atau jelly bean. Jenis permen semacam ini akan sulit dikunyah dan bisa menyebabkan anak tersedak saat jatuh ke tenggorokan.
Jika ingin memperkenalkan bayi dengan penganan manis, Anda bisa memberikan potongan kecil cokelat tanpa isian (kacang, kismis, dan lain sebagainya). Dengan begitu, cokelat akan meleleh dan ditelan oleh Si Kecil.
Baca juga: Berbahayakah Jika Anak Menelan Permen Karet?
Yang harus diperhatikan
Saat memberikan permen kepada Si Kecil, Moms harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Beli permen yang diproduksi oleh perusahaan makanan yang terkenal hingga hampir bisa dipastikan mutunya terjamin. Maklum, saat ini banyak sekali beredar jenis permen yang terkadang tidak diketahui kebersihan dan kelayakan proses produksinya. Jangan lupa cek tanggal kedaluwarsa permen.
2. Untuk anak yang baru mengenal permen, mungkin jenis lolipop bisa dijadikan pilihan karena permen tersebut tidak benar-benar ditaruh di dalam mulut. Dengan begitu, Anda bisa meminimalisasi potensi tersedak saat anak makan permen.
3. Ajarkan anak untuk duduk dengan tenang saat mengonsumsi permen. Makan permen sambil bermain, berlari, atau bercanda tentu saja berpotensi menyebabkan ia tersedak.
4. Jangan lupa, ajarkan juga anak untuk menyikat gigi setelah makan permen atau sebelum tidur malam. Kandungan gula yang cukup tinggi bisa menyebabkan karies dan merusak gigi.
5. Anda bisa memilih permen dengan berbahan dasar susu atau buah-buahan guna melengkapi nutrisi Si Kecil.
6. Batasi konsumsi permen anak Anda. Sesekali mengonsumsi permen tentunya tidak akan memberikan efek negatif yang signifikan bagi Si Kecil. Namun, jika anak dibiarkan terlalu sering mengonsumsi permen dan makanan manis lainnya, ia berisiko menderita diabetes, gigi menjadi rusak, dan jadi susah makan sehingga kekurangan gizi.
Alternatif permen
Moms perlu tahu, selain permen masih ada beberapa alternatif penganan manis yang bisa diberikan buat anak, seperti es krim atau puding yang kandungan gizinya lebih baik. Selain itu, Anda juga bisa membuat puding sendiri yang kebersihan serta kelayakan bahan bakunya sudah pasti terjamin.
Anda juga bisa membuatkan es krim home made bagi Si Kecil yang terbuat dari bahan-bahan seperti kacang hijau dan buah-buahan. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)