Buat Anda Moms yang baru saja melalui proses persalinan, coba deh, perhatikan kepala Si Kecil. Apakah bentuk kepalanya bulat sempurna atau justru agak peyang. Nah kalau kepala bayi Anda peyang, jangan terburu-buru panik ya, Moms.
Kepala bayi bisa menjadi peyang karena beberapa faktor, antara lain proses kelahiran. Pada dasarnya, kondisi ini tidak memengaruhi perkembangan dan fungsi otak Si Kecil. Akan tetapi tentu saja, kepala bayi yang peyang dapat menyebabkan bentuk wajah buah hati Anda menjadi kurang simetris, terutama pada kasus peyang yang terlihat sangat jelas.
Jika memang perlu, Moms bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi kepala bayi yang peyang. Akan tetapi perlu diketahui, penanganan kepala peyang sebaiknya dilakukan sedini mungkin ketika kepala bayi masih lembut.
Jenis Peyang pada Kepala Bayi
Secara umum, bentuk kepala bayi yang peyang dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu plagiocephaly dan branchycephaly. Plagiocephaly adalah kepala bayi peyang pada salah satu sisi sehingga kepala terlihat asimetris. Kondisi ini dapat membuat posisi kedua telinga terlihat tidak sejajar dan kepala tampak tidak rata apabila dilihat dari atas. Sedangkan branchycephaly adalah kepala bayi peyang pada bagian belakang. Kondisi ini membuat kepala bayi tampak melebar sehingga terkadang dahinya menonjol ke depan.
Baca Juga : Perkembangan Kepala Bayi di Awal Kelahirannya
Mengapa Kepala Bayi bisa Peyang?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi memiliki kepala yang bentuknya peyang. Bahkan terkadang, Si Kecil sudah terlahir dengan bentuk kepala yang kurang simetris. Berikut sejumlah penyebab kepala bayi peyang.
1. Masalah di rahim
Pembentukan kepala bayi sudah dipengaruhi posisinya saat masih berada dalam kandungan. Biasanya, kepala bayi menjadi peyang karena adanya tekanan pada kepala bayi dalam rahim akibat cedera atau kekurangan cairan ketuban.
2. Lahir prematur
Kelahiran prematur juga sering memengaruhi bentuk kepala bayi. Saat bayi lahir prematur, tulang tengkorak mereka biasanya akan lebih lunak. Si Kecil pun cenderung tidur pada salah satu sisi kepala karena keterbatasannya untuk menggerakkan atau mengganti posisi kepala.
3. Tidur telentang
Posisi tidur telentang memang lebih aman bagi bayi. Akan tetapi tidur dengan posisi yang sama selama berjam-jam dapat menyebabkan bagian belakang kepala menjadi datar atau peyang.
4. Ketegangan otot leher
Otot leher yang terlalu tegang atau kaku juga bisa membuat kepala bayi peyang. Otot leher yang terlalu tegang membuat salah satu sisi kepala bayi akan lebih sering mendapatkan tekanan dibandingkan dengan sisi lainnya.
5. Kelainan tulang tengkorak
Dalam kasus yang jarang terjadi, kepala bayi peyang dapat disebabkan oleh penyatuan lempeng-lempeng tulang tengkorak yang terlalu dini (craniosynostosis). Kondisi tersebut bisa membuat bentuk kepalanya menjadi tidak sempurna. Jika tidak segera ditangani, craniosynostosis pada bayi bisa menimbulkan gangguan penglihatan dan keterlambatan perkembangan kognitif.
Baca Juga : Hubungan antara Bentuk Kepala dengan Kecerdasan
Cara Mengatasi Kepala Bayi Peyang
Guna menghindari dan mengatasi masalah kepala bayi peyang, Moms bisa melakukan beberapa cara berikut ini:
1. Ubah posisi tidurnya
Untuk mencegah kepala bayi peyang, usahakan mengubah posisi tidurnya ke sisi kanan atau sisi kiri secara berkala.
2. Ubah posisi tempat tidurnya
Bayi tertarik melihat benda-benda seperti jendela atau mainan yang digantung di atas kepalanya. Nah, Moms bisa mengubah posisi mainan dan tempat tidurnya secara rutin sehingga Si Kecil secara refleks akan menggerakkan kepalanya untuk menengok ke arah yang berbeda. Hal ini akan membuat kedua sisi kepala Si Kecil akan mengalami penekanan yang seimbang.
3. Variasikan cara menggendong
Melakukan variasi dalam menggendong bayi, misalnya dengan posisi tegak kemudian didekap atau miring juga dapat mengurangi tekanan berlebihan pada satu sisi kepalanya.
4. Gunakan ikat kepala khusus
Jika cara-cara di atas tidak berhasil, penggunaan ikat kepala atau helm khusus juga bisa dipertimbangkan sebagai opsi mengatasi kepala bayi yang peyang. Fungsi ikat kepala dan helm khusus ini adalah untuk memberi tekanan pada salah satu sisi kepala dan mengurangi tekanan di sisi yang lain. Cara ini biasanya dilakukan saat tulang tengkorang bayi masih lunak, yaitu sekitar usia 5-6 bulan dengan pemakaian terus-menerus setiap hari. Namun tidak semua dokter merekomendasikan penggunaan alat tersebut karena belum ada penelitian yang menunjukkan efektivitasnya. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)