Type Keyword(s) to Search
BABY

Mitos dan Fakta Perkembangan Anak yang Moms Perlu Tahu

Mitos dan Fakta Perkembangan Anak yang Moms Perlu Tahu

"Jangan begini, tidak boleh begitu, harus ini, sebaiknya itu..." Saat menjadi orang tua baru, Moms tentu sering mendapat nasihat dan masukan dari orang tua, mertua, atau kerabat Anda yang memang lebih berpengalaman dalam membesarkan anak.

Meskipun begitu, Anda mungkin tidak selamanya setuju dengan berbagai saran dari mereka. Terkadang, masukan yang menurut mereka baik untuk Anda lakukan, nyatanya hanya sekadar mitos.

Karen itu, sebelum Anda percaya dan melakukan saran serta masukan yang diberikan tersebut, ada baiknya Anda mencari lebih dulu kebenarannya. Berikut ini mitos dan fakta seputar perkembangan anak yang perlu Moms tahu.

1. Mitos: Baby walker bisa membantu bayi Anda belajar berjalan lebih cepat.

Fakta: Awalnya, baby walker dibuat untuk membantu bayi belajar berjalan, namun penelitian menunjukkan bahwa bayi yang menggunakan baby walker akan berjalan lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang tidak menggunakan baby walker.

Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa penggunaan baby walker tidak membantu bayi belajar berjalan, bahkan efeknya justru memperlambat perkembangan motorik anak. American Academy of Pediatrics (AAP) pun melarang penggunaan baby walker karena banyak menyebabkan kecelakaan, walaupun sebagian besar adalah kecelakaan ringan.

Penggunaan baby walker hanya menstimulasi sebagian serabut motorik otot, yaitu otot-otot betis. Padahal, prasyarat untuk bisa berjalan dengan lancar dan benar membutuhkan latihan pada otot lain, seperti otot paha dan pinggul. Karena tidak merangsang seluruh otot Si Kecil, ia justru menjadi lambat berjalan.

Penelitian pada bayi usia 6-15 bulan yang diberikan baby walker menunjukkan bahwa bayi tersebut lebih sering duduk, merangkak, dan berjalan lebih lambat daripada bayi yang tidak memakai baby walker.

Secara psikologis, baby walker memang membuat anak merasa lebih nyaman duduk tanpa harus bersusah payah menjejakkan kaki untuk belajar berjalan. Akibatnya ia jadi malas mencoba berjalan.

2. Mitos: Tak perlu cemas jika anak belum bicara, nanti ia juga akan berbicara pada waktunya.

Fakta: Untuk memastikan Si Kecil tidak mengalami keterlambatan bicara, Moms sebaiknya mengetahui tahapan perkembangan bahasa pada Si Kecil. Selain itu, berikan stimulasi untuk merangsang kemampuan bicara bayi dengan rajin berbicara dan berkomunikasi sejak ia masih bayi. Walaupun bayi yang sangat muda belum bisa berbicara, kata-kata yang didengarnya akan menjadi bekal dalam perkembangan bicara dan bahasanya!

Jika Anda curiga Si Kecil mengalami masalah terlambat bicara, bawalah ia ke dokter agar bisa dilakukan pemeriksaan menyeluruh dan mencari penyebab masalah tersebut. Keterlambatan bicara dapat disebabkan gangguan pendengaran, gangguan pada otak (misalnya retardasi mental, gangguan bahasa spesifik reseptif dan/atau ekspresif), autisme, atau gangguan pada organ mulut yang menyebabkan anak sulit melafalkan kata-kata (dikenal sebagai gangguan artikulasi).

3. Mitos: Melihat layar gadget terlalu dekat bisa membuat mata buta.

Fakta: Sejauh ini, belum ada bukti yang mengungkapkan jika menonton televisi atau melihat layar gadget terlalu dekat bisa membuat mata jadi rusak atau buta. Namun, American Academy of Ophthalmology (AAO), mengatakan bahwa kebiasaan ini bisa membuat mata Si Kecil menjadi cepat lelah sehingga ia akan mengalami kesulitan untuk fokus untuk melihat nantinya. Kebiasaan melihat layar gadget terlalu dekat dan dalam jangka waktu lama juga bisa berisiko membuat anak menderita rabun jauh nantinya. Karena itu, hindari memberikan bayi Anda gadget ya, Moms!

4. Mitos: Susu formula sama baiknya dengan ASI

Fakta: Mitos ini jelas tidak benar, Moms! Pemberian ASI adalah yang terbaik untuk bayi Anda. World Health Organization (WHO) sendiri merekomendasikan agar setiap ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan pertama.

Dikutip dari Theguardian.com, pemberian ASI bisa memengaruhi semua aspek kehidupan bayi, tidak hanya saat kecil tetapi berlanjut hingga dewasa nantinya, seperti daya tahan tubuh anak lebih kuat sehingga ia tidak mudah terserang penyakit, terhindar dari obesitas, dan anak tumbuh lebih cerdas. (M&B/SW/Dok. Freepik)