Type Keyword(s) to Search
TODDLER

7 Jenis Obat yang Tidak Boleh Diberikan untuk Balita

7 Jenis Obat yang Tidak Boleh Diberikan untuk Balita

Sistem kekebalan tubuh anak tentunya belum sebaik orang dewasa ya, Moms. Inilah yang bisa menyebabkan Si Kecil lebih mudah sakit dibandingkan Anda. Walau begitu, Moms sebaiknya tidak asal-asalan dalam memberikan obat untuk anak, karena tidak seperti Anda, Si Kecil jauh lebih rentan mengalami efek samping dari obat-obatan.

Menurut para pakar kesehatan, ada beberapa jenis obat yang sebaiknya tidak diberikan untuk anak. Dilansir dari berbagai sumber, ini jenis obat-obatan tersebut, Moms.

Aspirin

Jangan pernah memberikan aspirin untuk anak, terutama jika ia mengalami sakit akibat infeksi virus (seperti flu, cacar air, dan infeksi pernapasan). Menurut Mayo Clinic, pemberian aspirin untuk anak bisa menyebabkan Reye's Syndrome, suatu kondisi langka tapi sangat serius, yang bisa menyebabkan pembengkakan hati dan otak anak.

Sebenarnya aspirin boleh diberikan untuk anak usia di atas 3 tahun, tapi harus atas petunjuk dokter ya, Moms. Jangan pernah memberikan aspirin sembarangan untuk anak dan remaja, terutama untuk meredakan keluhan akibat gejala flu dan cacar air.

Ibuprofen

Walau kini banyak produk mengandung ibuprofen yang diformulasikan khusus untuk anak, sebaiknya Moms tidak memberikannya tanpa arahan dokter, terutama jika diberikan untuk bayi. Obat dengan acetaminophen lebih aman, bisa untuk meredakan demam atau nyeri tumbuh gigi.

Obat batuk yang dijual bebas

American Academy of Pediatrics (AAP) melarang pemberian obat batuk yang dijual untuk anak, khususnya yang berusia di bawah 4 tahun. Penelitian menunjukkan manfaat obat batuk ini hanya sedikit untuk anak dan bisa menyebabkan efek samping serius.

Kebanyakan obat batuk yang dijual bebas punya lebih dari satu kandungan obat yang sangat berbahaya jika diminum lebih dari dosis yang dianjurkan.

Teething gel (lidokain/benzokain)

Obat pereda nyeri tumbuh gigi ini memang bikin gusi anak nyaman, tapi Si Kecil bisa menelannya. "Karena obat jel ini ditempelkan di mulut, maka bayi Anda bisa menelannya. Jika bayi mengonsumsi terlalu banyak obat yang mengebalkan gusi (biasanya mengandung lidokain dan benzokain) hal ini bisa sangat berbahaya dan memberikan dampak serius, seperti kejang atau methemoglobinemia atau darah tidak efektif mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh," jelas Christopher Sulowski, lektor departemen kedokteran anak di McMaster University, pada Today's Parent.

Senna glikosida

Ini adalah pencahar alami yang terbuat dari buah dan daun senna dengan tujuan mengatasi masalah anak sulit buang air besar. Obat ini mungkin efektif melancarkan konstipasi, tapi bisa menyebabkan kram otot pada perut bayi, yang membuatnya lebih tidak nyaman lagi.

Nasal drops (xylometazoline)

Biasanya produk nasal drops mengandung xylometazoline yang mengeringkan saluran hidung. Sekilas, obat ini memang mengatasi hidung tersumbat, tapi tidak meredakan masalahnya. Cara terbaik meredakan anak pilek adalah membuatnya nyaman, bukan menghilangkan pileknya dengan obat-obatan yang dijual bebas.

Parasetamol

Obat pereda demam dan nyeri ini mungkin sangat umum dan cenderung aman diberikan untuk anak, tapi jangan diberikan untuk bayi di bawah 3 bulan ya, Moms. Obat ini juga harus digunakan atas saran dokter. Jadi, jangan sembarangan membeli parasetamol dan memberikannya setiap kali anak demam.

Banyak juga Moms yang sering memberikan parasetamol sebelum dan sesudah vaksin, untuk mencegah tak enak badan yang mungkin dialami setelah anak diberi vaksin. Ini tentu saja tidak boleh dilakukan, Moms, karena tidak ada bukti penelitian yang menyebutkan parasetamol bisa mencegah ketidaknyamanan setelah vaksin. Yang ada, justru penelitian yang menyebutkan penggunaan parasetamol bisa mengurangi efektivitas vaksinasi pada anak.

Yuk, bijak dalam memberikan obat untuk anak. Untuk lebih amannya, selalu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memberikan obat untuk Si Kecil.

Baca juga: 7 Obat Alami untuk Bantu Mengatasi Diare pada Bayi

(M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)