Type Keyword(s) to Search
BABY

Moms, Ini yang Perlu Anda Ketahui tentang Puree Bayi

Moms, Ini yang Perlu Anda Ketahui tentang Puree Bayi

Saat bayi Anda memasuki usia 6 bulan, sudah waktunya buat Moms mulai mengenalkan MPASI kepada Si Kecil. Biasanya, menu yang disiapkan di awal masa MPASI adalah makanan yang memiliki tekstur lembut. Ini dimaksudkan agar Si Kecil tidak kaget saat berpindah dari tekstur ASI yang cair ke tekstur makanan yang lebih padat.

Salah satu menu yang sering menjadi andalan untuk MPASI adalah puree atau bentuk makanan yang sudah dilembutkan. Umumnya puree terbuat dari buah dan sayur. Namun, ini dianggap masih kurang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak, terutama proteinnya.

Karena alasan tersebut, maka Moms perlu menyiasati cara pengolahan puree agar semua nutrisi yang dibutuhkan Si Kecil terpenuhi dan tumbuh kembangnya pun optimal. Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan dan memberikan puree sebagai MPASI bayi? Simak panduan berikut ini, Moms!

Baca juga: 12 Resep Puree Buah untuk Bayi 6 Bulan yang Lezat dan Mudah Dibuat

1. Kapan saat yang tepat untuk memberikan puree?

MPASI pertama bisa mulai diberikan sejak bayi usia 6 bulan, karena sistem pencernaannya sudah lebih siap untuk menerima sari-sari makanan dengan sempurna. Puree merupakan menu yang aman dan bisa diberikan sebagai MPASI awal Si Kecil.

2. Berapa banyak porsi puree dalam satu kali makan?

Pemberian puree harus dilakukan secara bertahap, dimulai dengan 1-2 sendok selama beberapa waktu, lalu tambahkan jumlah sendokan setiap kali makan, sampai pada porsi penuh saat Si Kecil makan.

3. Bagaimana tekstur puree yang tepat?

Tekstur yang Moms buat tentu harus disesuaikan dengan usia bayi. Biasanya, tekstur puree di masa awal MPASI agak lebih cair, sehingga tidak membuat kaget organ pencernaan Si Kecil. Kemudian, secara bertahap ubah tekstur puree menjadi lebih kental dan padat hingga Si Kecil mampu mengunyah sendiri makanannya.

4. Bolehkah menambahkan ASI atau susu formula?

ASI atau susu tentu sudah sangat familiar dirasakan Si Kecil, sehingga Moms bisa mencampurkannya ke dalam puree. Namun, tetap perhatikan teksturnya saat menambahkan ASI atau susu ya, Moms.

5. Apa saja bahan yang bisa diolah menjadi puree?

Sebenarnya, semua bahan makanan bisa diolah menjadi puree melalui proses pengolahan yang benar dan tekstur yang pas. Untuk puree dari bahan sayur, bisa Anda campur dengan protein seperti daging, ayam, dan kacang-kacangan. Sedangkan untuk buah, Anda bisa mencampurkan beberapa jenis buah yang berbeda.

6. Apakah ada perbedaan cara mengolah bahan menjadi puree?

Beberapa bahan memang harus melalui proses masak khusus terlebih dahulu sebelum dijadikan puree, seperti gandum atau beras, yang perlu dihaluskan menjadi tepung, lalu dimasak menjadi bubur, dan baru diolah dalam bentuk puree.

Untuk buah, khususnya pir dan apel, sebaiknya dimasak dahulu selama 15 menit untuk membuatnya lebih empuk, baru dihaluskan. Hindari penggunaan sayuran yang memproduksi gas, seperti kol untuk dijadikan puree.

Berbeda lagi dengan bahan protein nabati, Anda bisa mengolahnya dengan mencampurkan pada bubur atau bersamaan dengan mengukus sayur, lalu dihaluskan. Adapun untuk protein hewani, pakailah daging ayam tanpa kulit dan tulang, atau ikan tanpa duri (fillet). Pastikan saat memasak di awal, bahan makanan ini matang sempurna untuk menghindari kontaminasi bakteri.

7. Perlukah menambahkan gula atau garam?

Puree sebaiknya disajikan dengan rasa asli dari bahan makanan itu sendiri tanpa penambahan garam, gula, atau bumbu dapur lainnya. Untuk menambah aroma, Moms bisa menaruh irisan daun bawang atau seledri.

8. Bagaimana jika anak menolak puree?

Jika pemberian puree di awal MPASI sering ditolak Si Kecil, ini hal yang wajar kok, Moms. Anda bisa menyiasatinya dengan mengubah jadwal makan atau mengganti varian puree. Selama proses percobaan ini, Anda juga harus ekstra sabar, ya.

9. Haruskah membuat puree dari berbagai bahan makanan?

Sebisa mungkin Anda menyiapkan puree yang dihasilkan dari beragam bahan makanan yang berbeda. Hal ini akan membantu Si Kecil untuk mengenal banyak rasa serta tekstur makanan padat nantinya. Moms tentu boleh mengombinasikan bahan-bahan makanan tersebut, yang penting tidak membuat anak cepat bosan hingga mogok makan.

10. Apakah puree bisa menimbulkan alergi pada anak?

Pemberian puree juga bisa Anda jadikan sarana untuk mengetahui alergi yang dimiliki Si Kecil. Tanda-tanda alergi adalah munculnya rasa gatal, bercak merah, muntah, hingga diare. Jika bayi Anda mengalami alergi, segera bawa Si Kecil ke dokter untuk mendapatkan pertolongan medis. Setelah itu, konsultasikan dengan dokter tentang alergi tersebut, sehingga Anda bisa menghindari bahan makanan yang menjadi pemicu alergi Si Kecil. (M&B/Vonia Lucky/SW/Foto: Freepik)