Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu gangguan kesehatan yang umum terjadi. Siapa pun bisa mengalaminya. Namun, ISK lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan pada laki-laki. Hal ini disebabkan saluran kemih perempuan lebih pendek daripada laki-laki, sehingga bakteri bisa mencapai kandung kemih dengan lebih mudah.
ISK sering kali disebabkan oleh infeksi bakteri. 90 persen ISK disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Bakteri lain yang juga bisa menyebabkan ISK adalah Staphylococcus saprophyticus, seperti yang disebutkan oleh WHO. Bakteri-bakteri ini bisa berkembang di setiap bagian dari saluran kandung kemih Anda, mulai dari ginjal, berlanjut ke ureter, dan berakhir di uretra.
ISK umumnya tidak berbahaya karena cara penanganannya mudah dan bisa sembuh dengan sendirinya. Meskipun begitu, apakah aman jika berhubungan intim ketika Anda tengah mengalami ISK? Para ahli sepakat bahwa menunda momen bercinta saat memiliki ISK adalah langkah yang bijak dan tepat.
Mengutip Healthline, berikut ini adalah beberapa alasan berhubungan seks tidak disarankan ketika Anda sedang mengalami ISK.
1. Memperparah nyeri dan gejala lainnya
ISK bisa menyebabkan peradangan pada jaringan tertentu di saluran kemih. Pada perempuan, penetrasi bisa menekan organ-organ kemih selama berhubungan intim. Sedangkan pada laki-laki, pembukaan uretra juga bisa mengalami iritasi akibat ISK. Gejala ini bisa semakin buruk dan menyebabkan rasa tidak nyaman saat berhubungan seks.
Selain itu, Moms juga perlu menghindari seks oral selama ISK. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran bakteri apa pun pada penis maupun vagina ke mulut. Penyebaran bakteri ini bisa menyebabkan infeksi sekunder.
Baca juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Vagina Usai Berhubungan Intim
2. Membawa bakteri baru
Aktivitas seksual adalah salah satu cara paling umum bagi bakteri masuk ke dalam saluran kemih. Menurut Kristene E. Whitmore, Profesor dan Ketua Urologi di Drexel University College of Medicine, hubungan seks adalah penyebab paling umum ISK karena bakteri dari usus dan vagina bisa masuk ke dalam uretra selama foreplay dan hubungan seks. Hubungan intim menyebabkan peradangan kandung kemih, yang membuatnya lebih mudah bagi bakteri untuk bertahan.
Seperti telah disebutkan, 90 persen ISK merupakan hasil dari infeksi bakteri Escherichia coli. Bakteri ini paling sering ditemukan pada saluran cerna ataupun feses. Bakteri ini bisa berpindah dari anus atau saluran pencernaan ke tangan, mulut, dan organ intim Anda atau pasangan.
Menurut American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG), anatomi tubuh wanita membuatnya rentan terkena ISK setelah berhubungan seks. Ujung uretra ada di depan vagina, dan selama berhubungan seks, bakteri dekat vagina bisa masuk ke uretra lewat kontak dengan penis, jari, atau benda lain.
Berhubungan intim juga bisa mendorong bakteri masuk lebih dalam ke tubuh melalui penetrasi, sehingga bisa berisiko tinggi menimbulkan infeksi baru. Jika Moms memiliki ISK, penetrasi saat berhubungan seks dapat menginfeksi kembali atau mengenalkan Anda terhadap sumber bakteri baru. Akibatnya, masa penyembuhan ISK pun bisa makin lama.
3. Menularkan infeksi
ISK bukan termasuk penyakit menular seksual (PMS) dan tidak dianggap sebagai kondisi yang mudah menular. Meski begitu, Moms bisa menularkan bakteri penyebab ISK melalui pasangan Anda.
Sebagai contoh, bakteri E. coli bisa berpindah dari anus ke permukaan lubang vagina atau penis. Selama berhubungan intim, penis bisa memindahkan bakteri tersebut menuju permukaan vagina, sehingga akan meningkatkan risiko infeksi.
Pada kasus tertentu, ISK juga bisa menjadi efek samping atau gejala dari PMS, seperti chlamydia atau trichomoniasis. Berbagai penyakit infeksi seksual ini bisa menular di antara pasangan. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)