
Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram dan Youtube Mother & Beyond
Meski Si Kecil belum bisa berkata-kata, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memahami kondisinya selama masih bayi, terutama melalui identifikasi kotoran atau fesesnya. Ya, Moms mungkin juga sudah tahu bahwa rupa kotoran bayi bisa berbeda-beda dan hal tersebut dapat menandakan kondisi kesehatan tertentu pada Si Kecil.
Sebagai contoh, feses bayi yang berwarna hitam sangatlah normal jika dimiliki selama seminggu pertama kehidupan, sedangkan feses bayi yang berwarna kekuningan normal pada bayi yang sedang ASI eksklusif. Namun, bagaimana jika Si Kecil buang air besar (BAB) yang berwarna merah?
Meski tak selalu menandakan bahaya, BAB bayi yang kemerahan bisa disebabkan oleh adanya darah. Kalau sudah begini, kemungkinan ada masalah tertentu. Untuk itu, simak penjelasan berikut tentang BAB berdarah pada bayi, Moms.
Penyebab umum
1. Konstipasi
Jika Si Kecil mengalami konstipasi, pada kotorannya bisa saja muncul sedikit noda darah yang disebabkan oleh robeknya jaringan kecil di anus. Kondisi ini juga bisa disebut sebagai anal fisura. Anal fisura biasanya sembuh dengan sendirinya, tapi juga bisa menyebabkan infeksi jika tidak dirawat dengan baik.
Baca juga: Anti Sembelit, Ini Buah Pelancar BAB untuk Bayi 6 Bulan ke Atas
2. Darah pada ASI
Terkadang ASI bisa mengandung sedikit darah. Hal ini sering terjadi akibat adanya luka pada puting ibu. Jika Si Kecil mengonsumsi ASI yang mengandung darah, maka pada kotorannya bisa timbul bercak darah atau bahkan seluruh kotorannya berwarna kemerahan. Hal ini umumnya tidak membahayakan bayi, asalkan Moms tidak mengidap penyakit menular.
3. Infeksi
Salah satu infeksi berbahaya yang bisa ditandai oleh BAB berdarah adalah necrotizing enterocolitis. Penyakit ini lebih sering terjadi pada bayi prematur maupun bayi yang punya masalah kesehatan. Gejala lainnya adalah perut bayi yang tampak bengkak dan hilangnya nafsu makan.
4. Wasir
Wasir adalah adanya pembengkakan pembuluh darah pada anus. Jadi, jika Si Kecil memiliki wasir dan buang air besar, maka wasirnya bisa pecah dan berdarah sehingga menyebabkan kotoran Si Kecil berwarna merah. Wasir biasanya sembuh dengan sendirinya dan menandakan konstipasi.
5. Diare
BAB yang berdarah juga bisa menandakan diare yang disebabkan infeksi bakteri, seperti Salmonella atau E. coli. Biasanya, kondisi ini bisa sembuh dengan sendirinya, tapi bisa menyebabkan Si Kecil mengalami dehidrasi.
6. Alergi
Alergi atau sensitif terhadap makanan tertentu bisa menyebabkan kotoran Si Kecil berdarah selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan.
7. Perdarahan pada saluran cerna
Darah yang berwarna gelap pada kotoran bayi dapat menandakan bahwa saluran cerna atas, seperti esofagus, tenggorokan, atau hidung, mengalami perdarahan. Terkadang, hal ini terjadi setelah kecelakaan traumatik, seperti tersedak. Pada kasus lainnya, hal ini bisa disebabkan oleh adanya infeksi parah atau penyakit.
Cara mengatasi BAB berdarah pada bayi
Tak semua kasus BAB berdarah pada bayi perlu diberikan perawatan khusus. Wasir yang tidak besar dan anal fisura biasanya sembuh dengan sendirinya. Namun, karena Si Kecil masih rentan terhadap infeksi tertentu, maka konsultasi ke dokter menjadi langkah bijak yang bisa Moms lakukan. Melansir Medical News Today, beberapa tindakan penanganan yang umum dilakukan untuk mengatasi BAB berdarah pada bayi adalah sebagai berikut:
- Manajemen rasa sakit untuk wasir dan anal fisura, seperti krim atau rekomendasi mandi garam
- Bedah, jika wasir dan anal fisura cukup parah dan tak bisa sembuh sendiri
- Pemberian antibiotik untuk mengatasi atau mencegah infeksi
- Infus untuk bayi yang sedang mengalami diare
- Perubahan pola makan, baik menambah serat pada MPASI untuk mengatasi konstipasi atau mengubah pola makan ibu yang sedang menyusui agar ASI menjadi jernih.
Kapan harus ke dokter
Sebagian besar kasus BAB berdarah pada bayi tidaklah mematikan. Namun, ada beberapa tanda Moms perlu segera konsultasi ke dokter, yakni:
- Diare berdarah
- BAB berdarah diiringi demam atau gejala penyakit lain
- Si Kecil lahir prematur dengan kotoran berdarah
- BAB berdarah diringi perut bengkak
- Si Kecil kehilangan nafsu makan
- Si Kecil tampak teramat lemas.
(M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)