Di usia balita, Si Kecil mungkin bersikap agresif kepada orang lain atau bahkan kepada saudara dan orang tuanya dengan cara berteriak, mendorong, serta memukul. Meski hal ini merupakan bagian dari proses tumbuh dan kembangnya, sikap agresif pada balita tidak boleh dibiarkan.
Ada beberapa hal yang Moms dan Dads bisa lakukan guna mencegah Si Kecil bersikap agresif, seperti yang disarankan situs Healthychildren.org berikut ini.
1. Ajarkan tentang peraturan di rumah
Anak-anak tidak akan mengetahui peraturan yang berlaku di rumah, kecuali Anda memberitahunya. Mengajarkan Si Kecil tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan merupakan bagian dari tanggung jawab Moms dan Dads sebagai orang tua.
Di sisi lain, balita umumnya memiliki ketertarikan untuk menyentuh barang-barang dan bereksplorasi. Oleh sebab itu, Moms perlu memindahkan atau menyembunyikan barang-barang berharga yang Anda anggap tidak boleh dipegang Si Kecil. Anda juga disarankan untuk membatasi area bermain Si Kecil. Dan ketika anak melanggar peraturan yang penting, ia harus mendapat peringatan agar mengetahui bahwa apa yang dilakukannya itu salah.
2. Jangan mengancam
Mendorong anak untuk bersikap baik merupakan cara yang lebih tepat untuk meredakan agresivitasnya ketimbang memberikan ancaman. Alih-alih berkata "Stop melakukan itu, kalau tidak Mama akan menghukummu", lebih baik Anda mendorongnya untuk meluapkan kekesalannya dengan cara lain, seperti bercerita kepada ibu atau ayahnya.
Baca juga: Hindari Mengancam Anak Balita, Ini Efek Negatifnya!
3. Mengalihkan perhatian anak
Saat Si Kecil bersikap agresif, tidak ada salahnya jika Moms mencoba mengalihkan perhatiannya. Namun, satu hal yang perlu diingat, jangan mengalihkan perhatian dengan cara menyogoknya, seperti memberikan mainan baru, kue, atau permen. Cari cara lain untuk mengalihkan perhatian Si Kecil dari amarahnya, misalnya dengan mengalihkan fokusnya ke kegiatan lain, seperti bercerita, melihat tanaman, atau bermain bersama.
4. Mengontrol diri sendiri
Anak-anak usia balita memang masih kesulitan mengontrol emosinya sendiri. Namun, Anda bisa membantu mengajarkannya. Moms bisa memberitahu Si Kecil untuk tidak berteriak, memukul, atau menendang ketika marah. Sebagai gantinya, Anda bisa membiasakan ia untuk mengekspresikan perasaannya melalui kata-kata.
5. Tidak boleh melukai
Pastikan Moms dan Dads selalu mengawasi Si Kecil saat bermain dengan teman-temannya, khususnya ketika ia terlibat dalam pertengkaran. Jika pertengkarannya tergolong ringan, Anda bisa tetap menjaga jarak dan membiarkan anak-anak menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Namun, Anda harus turun tangan jika anak-anak sudah mulai bertengkar secara fisik. Minta mereka untuk berhenti berkelahi dan pisahkan Si Kecil hingga ia tenang.
Jika perkelahian berlangsung cukup sengit, segera hentikan sesi bermain bersama. Pastikan anak mengerti bahwa berkelahi dan saling melukai adalah perbuatan yang salah, tidak peduli siapa pun yang memulainya.
6. Ajarkan berkata tidak
Ajarkan anak untuk berkata tidak atau mencari cara berkompromi alih-alih berkelahi. Misalnya, ajarkan Si Kecil menggunakan kata-kata yang sopan untuk mengatasi adanya perbedaan pendapat dengan teman-temannya.
7. Berikan pujian
Berikan pujian ketika Si Kecil mampu bersikap baik. Moms juga boleh mengatakan kepadanya bahwa Anda bangga karena ia berhasil bersikap dewasa dalam menyelesaikan permasalahan. Hal ini akan makin memotivasi anak untuk menjaga sikapnya.
8. Memberikan time out
Tidak ada salahnya menerapkan metode time out untuk Si Kecil. Pada prinsipnya, time out merupakan salah satu cara untuk mendisiplinkan anak dengan memindahkannya dari suatu situasi yang membuat perilakunya tidak terkendali ke situasi yang lebih tenang. Moms bisa menggunakan salah satu sudut rumah sebagai tempat Si Kecil melakukan time out. Metode time out bisa diterapkan sejak anak berusia 1 tahun.
9. Berikan contoh yang baik
Anak belajar dengan cara mencontoh orang dewasa di sekitarnya, termasuk orang tuanya. Karena itu, Anda juga perlu menjaga sikap dan temperamen ketika berada di sekitar anak. Ekspresikan amarah Anda dengan cara yang lebih tenang dan Si Kecil pun mungkin akan bisa belajar dari kebiasaan itu.
10. Bulatkan tekad
Jika Anda memang harus mendisiplinkan Si Kecil, jangan merasa bersalah untuk melakukannya. Dan pastinya jangan meminta maaf karena memberikan hukuman. Jika anak melihat kegalauan perasaan Anda, ia akan merasa bahwa dirinya memang benar dan tidak melakukan kesalahan. Menghukum dan mendisiplinkan anak memang bukan pekerjaan menyenangkan, tapi itu bagian dari tanggung jawab orang tua. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)