Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Balita Bisa Beruban, Moms! Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Balita Bisa Beruban, Moms! Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Mendengar kata "uban", yang terbayang tentunya sosok orang yang sudah tak lagi muda ya, Moms. Namun, ternyata kondisi ini bisa terjadi juga lho, pada orang-orang yang masih muda, bahkan balita.

Memang umumnya uban atau rambut yang memutih ini disebabkan oleh berkurangnya produksi melanocytes yang bertugas untuk memproduksi melanin atau pigmen pewarna rambut. Makin bertambah usia, kemampuan tubuh untuk memproduksi melanocytes makin berkurang. Karena itulah uban kerap dikaitkan dengan tanda-tanda penuaan.

Namun, jika Anda menemukan rambut Si Kecil yang tiba-tiba beruban, jangan panik dulu, Moms. Yuk, pahami penyebab munculnya uban pada rambut balita Anda!

1. Faktor genetik

Jika rambut balita Anda beruban, coba ingat-ingat dan perhatikan, apakah banyak anggota keluarga, baik dari Moms maupun Dads, yang juga beruban di usia muda? Jika jawabannya ya, berarti pemicu tumbuhnya uban pada Si Kecil disebabkan oleh faktor genetik. Memang anak-anak yang memiliki riwayat keluarga yang beruban dini biasanya juga berisiko tinggi untuk mengalami hal yang sama dibandingkan anak-anak pada umumnya.

Baca juga: 8 Hal yang Menyebabkan Rambut Wanita Cepat Beruban

2. Kurang vitamin B12

Penelitian menunjukkan bahwa perubahan warna rambut pada anak bisa menjadi tanda bahwa anak kekurangan vitamin B12. Ya, selain diperlukan untuk menjaga sistem saraf agar dapat bekerja dengan baik, vitamin B12 juga berperan penting dalam menjaga kesehatan rambut, kulit, kuku, serta produksi DNA dan RNA di dalam tubuh.

Meskipun jarang sekali kasus beruban pada anak-anak yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 karena sebenarnya vitamin ini mudah ditemukan pada makanan seperti daging, ikan, kerang, dan produk susu, anak-anak yang menjalani diet vegetarian ketat memiliki risiko lebih tinggi mengalaminya.

Peneliti menyimpulkan, kekurangan vitamin B12 pada tubuh sering memicu timbulnya uban pada anak. Anak yang mengikuti diet vegetarian ketat berisiko lebih tinggi menderita kekurangan vitamin B12. Selain itu, apabila Si Kecil juga baru saja menjalani operasi besar, risiko tumbuhnya uban juga cukup besar. Hal ini dikarenakan pencernaan mereka belum berfungsi dengan baik pascaoperasi, sehingga gagal menyerap vitamin B12 dari makanan yang dikonsumsi.

3. Penyakit tertentu

Tumbuhnya uban pada balita juga bisa disebabkan oleh beberapa penyakit. Selain beruban, biasanya anak juga akan menunjukkan gejala lain seperti kejang, gangguan pendengaran, dan tumor. Dilansir dari Livestrong, berikut penyakit-penyakit yang bisa memicu berkurangnya pigmen rambut pada anak:

  • Vitiligo, yaitu penyakit yang menyebabkan gangguan pada kemampuan kulit untuk memproduksi melanin.
  • Hashimoto/graves, yaitu penyakit yang menyebabkan kelenjar tiroid bekerja secara abnormal, baik menjadi lebih aktif, maupun kurang aktif.
  • Sindrom Waardenburg, tuberous sclerosis, dan neurofibromatsis, yaitu penyakit yang bisa memicu kerontokan rambut serta berkurangnya atau hilangnya pigmentasi pada rambut.

4. Radiasi sinar UV

Si Kecil sering beraktivitas di bawah sinar matahari? Hati-hati Moms, paparan sinar ultraviolet (UV) yang tinggi juga bisa membuat rambut kusam, memudar, hingga memicu timbulnya uban pada rambut anak. Hal ini pun sudah dibuktikan oleh penelitian yang diterbitkan di majalah Cell, yang menyebutkan genotoxic yang disebabkan oleh paparan sinar UV dan radiasi bisa menyebabkan mutasi sel rambut dan menyebabkan uban muncul lebih cepat.

5. Produk perawatan rambut yang tidak tepat

Alih-alih membuat rambut Si Kecil tumbuh sehat berkilau, penggunaan produk perawatan rambut, seperti sampo, hair lotion, dan lainnya, yang mengandung bahan kimia yang keras justru berbahaya buat rambut Si Kecil. Bahan-bahan kimia tersebut bisa membuat rambut menjadi kasar, kering, dan rusak, yang lama kelamaan juga bisa memicu timbulnya uban.

6. Paparan asap rokok

Tak hanya berbahaya bagi saluran pernapasan, asap rokok juga berdampak buruk pada kesehatan rambut dan bisa memperbesar risiko tumbuhnya uban pada Si Kecil lho, Moms. Ya, paparan asap rokok yang tinggi bisa memicu stres oksidatif pada anak yang menyebabkan berkurangnya produksi melanin.

7. Konsumsi berlebih makanan manis

Anda tidak salah baca, Moms. Makanan manis juga berpengaruh lho, pada kesehatan rambut Si Kecil. Anak yang banyak mengonsumsi karbohidrat dan makanan bergula tinggi memiliki risiko tumbuh uban yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang mengonsumsinya dalam jumlah normal. Pasalnya, makanan atau minuman manis seperti soda, cokelat, permen, dan lainnya jika dikonsumsi berlebihan bisa mengganggu kesehatan, yang menghambat kemampuan tubuh untuk memproduksi melanin.

Jangan panik, ini cara mengatasinya

Untuk mengatasi rambut beruban pada anak, hal yang pertama harus Anda ketahui adalah apa penyebab tumbuhnya uban tersebut, sehingga cara mengatasinya bisa disesuaikan. Adapun hal-hal yang bisa Moms lakukan antara lain:

1. Ikuti prosedur perawatan dan pengobatan sesuai saran dokter apabila uban pada Si Kecil disebabkan oleh gangguan medis.

2. Penuhi nutrisi anak dengan makanan gizi tinggi, kaya vitamin B12, vitamin A, zinc, zat besi, serta protein.

3. Jauhkan anak dari paparan asap rokok.

4. Pastikan untuk menggunakan produk perawatan rambut yang sesuai usia anak dan hindari produk-produk yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti paraben atau phthalates.

Selain cara-cara di atas, Moms bisa melakukan perawatan rumahan dengan bahan-bahan alami berikut ini.

1. Lidah buaya. Oleskan getah lidah buaya ke kulit kepala Si Kecil dan biarkan kurang lebih selama 1 jam, lalu bilas rambutnya menggunakan air dingin hingga bersih.

2. Minyak almond dan air lemon. Campurkan minyak almond dan perasan air lemon, lalu oleskan ke kulit kepala dan rambut Si Kecil. Biarkan semalaman, lalu keramas hingga bersih keesokan paginya.

3. Teh hitam. Masukkan daun teh hitam ke dalam air mendidih, lalu saring. Pijat lembut kulit kepala Si Kecil dengan daun teh tersebut dan biarkan selama 1 jam. Bilas dengan air dingin hingga bersih. (M&B/Nanda Djohan/SW/Foto: Freepik)