Menilai bayi sehat sering kali dilihat dari gemuk atau tidaknya seorang bayi, dan ini tentu saja bukan cara yang tepat ya, Moms. Fisik gemuk atau kurus memang bukan barometer untuk melihat kesehatan anak, tapi harus dipastikan apakah berat badannya sudah sesuai dengan grafik pertumbuhan WHO.
Pada orang tua dengan bayi yang terlihat kurus, rasa bingung dan ingin menaikkan berat badan bayi tentu merupakan hal yang sering terjadi. Untuk mengatasinya, ketahui terlebih dahulu beberapa hal yang bisa menyebabkan bayi kurus. Simak penjelasannya di bawah ini yuk, Moms!
Kurang nutrisi
Pemberian bahan makanan yang kurang bergizi memang paling sering menyebabkan anak tergolong kurus. Orang tua sering kali terlalu fokus memberikan makanan enak untuk anak, padahal itu belum tentu bisa memenuhi kebutuhan nutrisinya lho, Moms.
Ingat, makanan enak belum tentu sehat! Untuk itu, berikan anak 6 bulan ke atas makanan segar yang sehat, tinggi nutrisi, dan variatif. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi agar MPASI Si Kecil sudah tepat untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya.
Baca juga: 10 Makanan Sehat yang Bisa Bantu Naikkan Berat Badan Bayi
GTM
Gerakan Tutup Mulut (GTM) atau anak picky eater memang bisa mengurangi asupan nutrisi yang masuk ke tubuh bayi. Kalau tidak segera ditangani dengan baik, GTM bisa menyebabkan tubuh bayi kurus dan kurang gizi. Untuk itu jangan sepelekan GTM, Moms bisa berkonsultasi ke dokter anak untuk mendapatkan solusi terbaik dan sesuai kondisi Si Kecil.
Faktor genetik
Unik tapi fakta, mengutip Healthline, ternyata genetik berperan penting dalam menentukan berat badan bayi. Anda mungkin berharap Si Kecil memiliki tubuh yang gemuk, tetapi jika genetik dari Anda dan pasangan sama-sama mungil, maka besar kemungkinan bayi Anda akan mungil juga.
Walaupun begitu, faktor genetik ini lebih sering berperan serta ketika anak sudah berusia 2 tahun ke atas. Dari anak baru lahir sampai jelang 2 tahun, bentuk tubuh lebih berkaitan dengan berat lahir.
BBLR
Bayi dengan berat badan lahir rendah mungkin akan tergolong kurus selama beberapa bulan pertama kehidupannya. Terlebih, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan kalau bayi baru lahir pasti akan mengalami penurunan berat badan pada beberapa hari pertama kehidupannya.
“Ketika lahir, berat badan bayi mengandung banyak cairan tubuh yang akan hilang dalam beberapa hari. Sebagian besar bayi kehilangan 1/10 dari berat badannya selama 5 hari pertama dan berat badan akan naik kembali dalam 5 hari berikutnya. Pada hari ke-10, berat badan biasanya akan kembali ke berat lahir,” tulis Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K), pada situs IDAI.
ASI vs sufor
Mengutip Healthline, bayi yang diberikan ASI dan bayi yang diberikan susu formula kerap memiliki perbedaan berat badan di tahun pertama kehidupannya. Dalam sebuah studi, ditemukan fakta bahwa bayi yang semakin sering diberi ASI, maka pertambahan berat badannya akan semakin rendah dalam 3, 5, 7, dan 12 bulan.
Sedangkan pada bayi yang diberi susu formula, semakin banyak diberikan sufor maka akan semakin banyak juga pertambahan berat badannya. Namun ini bukan berarti bayi ASI tidak tumbuh dengan baik lho, Moms, karena ASI akan selalu jadi makanan terbaik untuk bayi baru lahir sampai 6 bulan dan siap makan MPASI.
Lahir prematur
Bayi yang lahir kurang dari 37 minggu disebut bayi prematur. Jika tidak dirawat dengan baik, Si Kecil bisa mengalami kekurangan gizi yang membuat tubuhnya mungil dan kurus. Menurut IDAI, kekurangan gizi ini di antaranya disebabkan oleh meningkatnya kecepatan pertumbuhan dan kebutuhan metabolisme yang tinggi, sedangkan cadangan gizi di tubuhnya tidak cukup. Terlebih, ASI dari ibu yang melahirkan bayi prematur berbeda dengan ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan.
Selain lahir prematur, kondisi medis pada bayi juga bisa menyebabkannya punya tubuh mungil atau kurus. Contoh masalah tersebut adalah Down syndrome yang dapat memengaruhi kemampuan bayi dalam mengisap dan menelan. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: User18526052/Freepik)
- Tag:
- bayi
- berat badan
- bayi kurus