Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Cara Mendisiplinkan Anak Tanpa Menghancurkan Rasa Percaya Dirinya

Cara Mendisiplinkan Anak Tanpa Menghancurkan Rasa Percaya Dirinya

Percaya diri adalah salah satu kualitas terbaik dari seseorang. Karena itu, wajar jika Moms berusaha sebaik mungkin untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak sejak dini. Mungkin Moms juga kesulitan untuk mendisiplinkan Si Kecil karena takut bisa meruntuhkan kepercayaan dirinya.

Meskipun begitu, anak juga perlu belajar dari berbagai kesalahan yang telah ia buat, dan Moms bisa tetap mendisiplinkan Si Kecil tanpa menghancurkan rasa percaya diri dan self esteem-nya, lho.

Lalu, bagaimana caranya? Dilansir dari Parents, Eileen Kennedy-Moore, PH.D, psikolog klinis dan penulis buku Kid Confidence, membagikan cara mendisiplinkan anak tanpa meruntuhkan rasa percaya dirinya dan berbagai pertanyaan seputar hal tersebut. Yuk, simak penjelasannya berikut ini, Moms.

Trik mendisiplinkan anak

Menurut Eileen, pendekatan terbaik adalah melalui strategi 3 langkah yang ia sebut sebagai “soft critism”. Faktanya, strategi ini juga bisa diaplikasikan pada relasi antara dua orang dewasa.

Langkah 1:  Tawarkan alasan atas perilakunya

Moms bisa mulai dengan mengatakan, “Mama tahu kamu enggak berniat seperti itu”, “Mungkin kamu enggak menyadarinya”, atau “Mama mengerti bahwa kamu telah berusaha…”. Langkah ini akan memberi tahu Si Kecil bahwa Anda paham jika Si Kecil adalah anak yang baik dan punya niatan yang baik, bahkan ketika ia berbuat salah.

Langkah 2: Jelaskan kesalahan yang telah Si Kecil perbuat dan dampaknya bagi orang lain

Moms bisa katakan, “Ketika kamu memukul adikmu, ia kesakitan, lho.” Moms mungkin merasa tergoda untuk menambahkan, “Kamu tuh selalu begitu, ya” atau “Kamu kok enggak peduli dengan perasaan orang lain?”. Tetapi, berbagai ujaran tersebut tidak akan efektif membuktikan kesalahan Si Kecil.

Langkah 3: Biarkan berlalu

Si Kecil tentu tidak bisa membetulkan apa yang telah ia lakukan dan Anda tak ingin membiarkan ia merasa buruk terhadap dirinya sendiri. Tanyakan kepada anak berbagai pertanyaan untuk membantunya memperbaiki kesalahannya, seperti, “Apa yang bisa kamu lakukan untuk membantu adikmu merasa lebih baik?”

Tergantung kepada situasinya, Moms bisa menyarankan beberapa cara yang mungkin dilakukan untuk memperbaiki kesalahan Si Kecil. Beberapa contohnya adalah meminta maaf, berbagi, membersihkan, atau melakukan pekerjaan rumah. Ketika ia berhasil melakukan hal baik atau membantu untuk memperbaiki kesalahannya, Moms bisa ekspresikan apresiasi yang tulus dan tidak berlebihan.

Mengapa anak selalu marah ketika kesalahannya disebut?

Beberapa anak memang ekstra sensitif terhadap kritik atau rentan mengalami rendah diri. Hal ini disebabkan anak-anak masih punya pola pikir yang sederhana. Ketika ia dikonfrontasi tentang perilakunya yang buruk, ia akan merasa buruk sepenuhnya.

Anak tampak membutuhkan bantuan untuk menemukan solusi, bagaimana orang tua bisa membantunya?

Jika ada situasi yang menyulitkan anak, maka membuat percakapan tertentu akan membantu. Moms bisa buat percakapan di mana Anda bisa mendeskripsikan masalahnya, seperti, “Di satu sisi … tapi di sisi lain …”, lalu Moms bisa dorong Si Kecil untuk menemukan solusinya. Segera setelah Anda menjelaskan situasi dengan 2 perspektif yang berbeda, Moms bisa mendorong Si Kecil untuk berpikir kritis, logis, dan penuh empati.

Apa yang harus dilakukan ketika anak tidak menurut?

Pertama, pastikan Anda memiliki ekspektasi yang realistis. Jika Anda selalu meminta anak untuk tidur namun 30 menit kemudian ia menghampiri Anda, maka Anda perlu menggunakan pendekatan lain. Eileen merekomendasikan agar Moms memiliki ekspektasi yang realistis tentang apa yang bisa dan sering dilakukan oleh Si Kecil. Hadiah dan hukuman tidak relevan jika anak tidak bisa melakukan apa yang Anda minta. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Master1305/Freepik)