Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Hari Jantung Sedunia 2023, Cegah Penyakit Jantung dengan MENARI

Hari Jantung Sedunia 2023, Cegah Penyakit Jantung dengan MENARI

Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit tidak menular yang sampai saat ini menduduki peringkat nomor satu dalam mortalitas dan morbiditas di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 dan 2018 menunjukkan tren peningkatan penyakit jantung, yakni 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018.

Penyakit jantung yang dimaksud antara lain hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal jantung, serangan jantung/sindrom koroner akut, kelainan irama jantung, atau kematian mendadak, dan banyak lagi. Beberapa faktor penyebab penyakit jantung yang dapat dikendalikan meliputi pola makan, kontrol stres, konsumsi rokok, konsumsi alkohol, serta kebiasaan berolahraga.

“Hingga saat ini, penyakit jantung masih menempati urutan pertama penyebab kematian tertinggi di Indonesia bahkan di dunia. Di tahun 2020, terdapat sekitar 20 juta orang di dunia meninggal karena jantung dan stroke dan diprediksi akan meningkat menjadi 24,2 juta orang pada tahun 2030. Meskipun begitu, penyakit tersebut merupakan penyakit yang dapat dicegah dan dideteksi secara dini oleh masyarakat,” ujar Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K).

Pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah dapat dimulai dari modifikasi gaya hidup. “Olahraga adalah salah satu cara paling ampuh untuk menjaga kesehatan dan mengurangi risiko penyakit jantung. Salah satu aktivitas fisik yang paling mudah dilakukan adalah berjalan kaki yang bermanfaat besar bagi kesehatan jantung kita,” ujar Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, Esti Nurjadin.

Selain modifikasi gaya hidup dan berolahraga, salah satu cara untuk mencegah terjadinya penyakit jantung yang dapat kita lakukan secara mandiri adalah MENARI (meraba nadi sendiri). MENARI adalah sebuah gerakan self-assessment  terhadap kelainan irama jantung dan bisa dilakukan di mana saja.

Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp.JP(K) selaku Founder MENARI mengatakan, “MENARI merupakan salah satu cara mudah untuk mengenali atrial fibrilasi serta gangguan irama jantung lainnya yang diharapkan bisa mencegah komplikasi lebih lanjut, seperti stroke dan gagal jantung. Kita juga harus mengenali gejala-gejala penyakit jantung lainnya seperti cepat lelah, irama jantung tak beraturan, sesak napas, berdebar, kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari,serta rasa nyeri di dada seperti tertekan dan diikat. Jika kita mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan, jangan ragu untuk konsultasikan ke dokter agar bisa ditangani sesuai kebutuhan.”

Kegiatan untuk memperingati Hari Jantung Sedunia 2023

Dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia tahun 2023, Yayasan Jantung Indonesia (YJI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) akan menyelenggarakan kegiatan jalan sehat (Heart Walk), pemecahan rekor MURI untuk kegiatan pemeriksaan mandiri menilai denyut nadi diri sendiri (MENARI), juga sosialisasi kegiatan Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk masyarakat umum.

Mela Sabina sebagai Ketua Penyelenggara Heart Walk dan Ketua Bidang Komunikasi dan Promotif Yayasan Jantung Indonesia mengungkapkan, “Heart Walk merupakan salah satu komitmen Yayasan Jantung Indonesia untuk terus memberikan kampanye dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki dan mempertahankan gaya hidup sehat agar terhindar dari risiko penyakit jantung sesuai dengan visi dan misi Yayasan Jantung Indonesia selama ini.”

Hari Jantung Sedunia merupakan pengingat bagi semua orang untuk menjaga jantungnya. Kampanye tahun ini yang bertajuk “Use Heart Know Heart” berfokus pada langkah penting, yaitu Kenali Jantungmu, Sayangi Jantungmu.

Menurut Ketua Pelaksana Kegiatan Hari Jantung Sedunia 2023, dr. Bambang Dwiputra, Sp.JP(K), kampanye ini juga merupakan momentum pengingat masyarakat tentang pentingnya berolahraga untuk menjaga kesehatan jantung pembuluh darah melalui kegiatan jalan sehat Indonesia Heart Walk, MENARI sebagai upaya deteksi dini gangguan irama jantung secara mandiri, serta BHD sebagai respons awal masyarakat pada henti jantung. (M&B/SW/Foto: Dok. Yayasan Jantung Indonesia)