Protein merupakan salah satu nutrisi esensial yang diperlukan untuk tumbuh kembang anak. Meski banyak manfaatnya, konsumsi protein juga harus sesuai takarannya agar tidak berdampak negatif.
Moms pastinya sudah tahu bahwa protein memiliki peran penting dalam tubuh manusia. Bahkan, tak jarang orang dewasa mengonsumsi ekstra protein guna membentuk otot.
Faktanya, protein dibutuhkan untuk membentuk sel dan jaringan tubuh, memperkuat tulang dan otot, sebagai sumber energi, serta membentuk enzim dan hormon dalam tubuh. Protein juga berperan vital dalam pembentukan antibodi atau sistem imun, agar tubuh tak mudah terserang infeksi bakteri dan virus.
Manfaat lain dari protein adalah mendukung pertumbuhan sel baru. Tahukah Moms bahwa sebagian besar kulit, rambut, kuku, dan sel-sel tubuh terbuat dari protein? Asupan protein yang memadai diperlukan guna mendukung pertumbuhan dan regenerasi sel-sel tubuh ini. Selain itu, protein berperan untuk menambah darah, menyembuhkan luka, serta meregulasi pertumbuhan rambut dan kuku.
Di dalam tubuh, protein dalam bentuk enzim dan hormon dapat membantu meningkatkan metabolisme tubuh anak. Memiliki metabolisme yang baik bisa membantu membakar kalori di dalam tubuh, sehingga berat badan Si Kecil tetap terjaga dan badannya tetap sehat.
Last but not least, metabolisme pada anak juga dapat memperlancar proses perubahan makanan menjadi energi. Nah, energi inilah yang dibutuhkan tubuh Si Kecil untuk bisa melakukan berbagai aktivitas, mulai dari berpikir, bergerak, mencerna makanan, hingga mengalirkan darah.
Baca juga: 10 Makanan Kaya Manfaat yang Mengandung Protein Tinggi
Meski memiliki banyak manfaat, konsumsi harian protein tetap harus sesuai takaran, terutama pada anak-anak. Apabila Si Kecil kelebihan protein, maka ia berisiko mengalami masalah kesehatan sebagai berikut ini.
1. Obesitas
Dilansir dari Halodoc, anak yang mengonsumsi terlalu banyak makanan dengan kandungan protein berisiko mengalami obesitas. Pasalnya, seseorang yang kelebihan protein artinya kalori yang didapatkannya juga surplus. Saat Si Kecil tidak membakar kalori tersebut, tubuhnya akan menyimpan nutrisi tersebut sebagai cadangan makanan atau lemak. Nah, menumpuknya cadangan lemak di dalam tubuh bisa berisiko menyebabkan obesitas.
2. Kerusakan organ
Kerusakan pada organ tubuh juga bisa terjadi apabila kadar protein terlalu tinggi, contohnya batu ginjal. Kelebihan protein bisa membuat ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring produk sisa yang ada di tubuh. Selain itu, pemrosesan protein di tubuh juga dapat memproduksi nitrogen di hati, sehingga tubuh lebih sulit untuk memproses limbah dan racun. Nitrogen juga dapat menurunkan kemampuan tubuh dalam pemecahan nutrisi, termasuk protein.
3. Sistem imunitas lemah
Protein memang bisa membantu menjaga daya tahan tubuh. Di sisi lain, kelebihan protein bisa memicu melemahnya sistem kekebalan tubuh. Pasalnya, kelebihan protein bisa mengganggu sistem pencernaan anak yang tentunya akan mengganggu sistem imunitas tubuh.
4. Melemahkan tulang
Anak yang kelebihan protein juga berisiko memiliki tulang yang lebih lemah. Asupan protein yang berlebihan diyakini juga bisa memicu tubuh untuk menghilangkan jumlah kalsium yang lebih tinggi daripada biasanya. Jika simpanan kalsium terus menurun, tulang pun akan jadi lemah dan rapuh. Hal inilah yang berisiko membuat anak lebih mudah mengalami tulang patah.
Karena itu, selalu jaga asupan protein pada anak sesuai takarannya agar tidak berlebihan ya, Moms. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)