Type Keyword(s) to Search
BABY

3 Penyebab Berat Badan Bayi Susah Naik, Jangan Anggap Sepele!

3 Penyebab Berat Badan Bayi Susah Naik, Jangan Anggap Sepele!

Setiap bulannya, berat badan bayi harus naik. Kenaikan berat badan bayi bisa menjadi salah satu indikator bahwa Si Kecil tumbuh dengan baik. Namun, ada kalanya berat badan bayi susah naik dan membuat Moms kebingungan. Agar tidak panik saat menghadapinya, Anda sebaiknya mengetahui penyebab berat badan bayi susah naik.

Semua bayi sebaiknya selalu dipantau pertambahan berat badannya dengan menggunakan grafik pertumbuhan. Di dalam grafik juga terdapat informasi berapa berat badan bayi yang ideal sesuai dengan usianya. Saat berat badan bayi tidak sesuai grafik, Anda sebaiknya segera mencari solusinya. Untuk mendapatkan solusi, Anda harus mengetahui terlebih dahulu apa penyebabnya.

Penyebab berat badan bayi susah naik

1. Tidak mendapatkan cukup kalori

Bayi yang sehat, cukup bulan, dan mendapat ASI biasanya menyusu setiap 2-3 jam. Sementara bayi yang diberikan susu formula akan menyusu setiap 3 jam. Seiring membesarnya kapasitas lambung, jarak antarwaktu menyusu pun akan bertambah. Namun, beberapa bayi mungkin tidak mendapatkan kalori yang mereka butuhkan, karena:

a. Bayi sering tertidur: Bayi baru lahir memang memiliki waktu tidur yang lebih panjang. Namun, Moms sebaiknya tetap membangunkan Si Kecil setiap 2-3 jam sekali untuk menyusu. Cobalah untuk menciumnya, menggelitik kakinya, atau membuka popoknya.

Baca juga: Cara Membangunkan Bayi agar Ia Mau Menyusu

b. Bayi dalam tahap belajar: Bayi membutuhkan waktu untuk belajar mengoordinasikan antara mengisap, bernapas, dan menelan. Beberapa bayi mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mempelajarinya.

c. Masalah perlekatan: ibu dan bayi sama-sama berkontribusi pada kesuksesan perlekatan. Payudara yang lembut dan tidak bengkak akan memudahkan proses perlekatan. Anda juga harus memastikan areola bagian bawah masuk semua ke dalam mulut bayi.

d. Periode awal MPASI: di masa awal pemberian MPASI, bayi mungkin masih beradaptasi sehingga kesulitan untuk mengonsumsi MPASI sebanyak yang seharusnya.

Baca juga: 7 Buah Penambah Berat Badan Bayi yang Enak dan Mudah Didapat

2. Tidak menyerap kalori yang dikonsumsi

Beberapa bayi mungkin mengonsumsi cukup kalori, tapi tidak menyerapnya dengan baik. Beberapa penyebabnya adalah:

a. GERD: Masalah GERD bisa menyebabkan bayi sering muntah sehingga ia tidak mampu menyerap kalori dari susu yang dikonsumsinya.

b. Alergi dan sensitivitas makanan: Beberapa bayi memiliki alergi atau intoleransi makanan. Bayi yang mengalaminya akan kesulitan untuk mencerna dan menyerap kalori yang dibutuhkan. Salah satu tandanya adalah diare.

c. Penyakit celiac: Gejala penyakit celiac bisa muncul segera setelah bayi mulai mengonsumsi makanan padat seperti sereal. Alergi terhadap gluten dan sakit perut serta diare yang menyertainya membuat sulit untuk menyerap nutrisi yang cukup. 

3. Membakar terlalu banyak kalori

Beberapa bayi dengan kondisi khusus membutuhkan kalori ekstra karena mereka dengan cepat memetabolisme kalori yang masuk. Beberapa kondisi khusus tersebut di antaranya adalah:

a. Bayi prematur: Bayi yang lahir sebelum 37 minggu butuh lebih banyak kalori dibandingkan bayi yang lahir cukup bulan. Karena otak mereka belum sepenuhnya berkembang, mereka mungkin mengalami kekurangan beberapa fungsi neurologis yang diperlukan untuk mengonsumsi dengan baik.

b. Kesulitan bernapas: Bayi dengan masalah pernapasan butuh lebih banyak kalori untuk mengimbangi upaya ekstra yang ia perlukan untuk bernapas dan mendorong pertumbuhan jaringan.

c. Penyakit jantung: Penelitian menunjukkan bahwa anak dengan beberapa penyakit jantung mengeluarkan 40% lebih banyak energi. Jika ditambah dengan hilangnya nafsu makan, ia akan makin kesulitan untuk menambah berat badan.

Saat berat badan bayi tidak naik sebagaimana mestinya, Moms perlu segera memeriksakan Si Kecil ke dokter. Kekurangan berat badan yang berkepanjangan akan membuat bayi mengalami gagal tumbuh yang bisa menghambat tumbuh kembangnya. (M&B/RF/Foto: Freepik)