Moms, pernah dengar tentang leukositosis? Leukositosis adalah kondisi medis di mana terdapat peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih) di dalam tubuh. Sebenarnya, leukosit merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang membantu melawan infeksi dan penyakit lainnya. Namun, jumlah leukosit yang berlebihan bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan di tubuh.
Mengutip Alodokter, jumlah normal leukosit per mikroliter darah berdasarkan kelompok usia adalah sebagai berikut:
- Bayi baru lahir: 9.400-34.000
- Balita (3-5 tahun): 4.000-12.000
- Remaja (12-15 tahun): 3.500-9.000
- Dewasa (15 tahun ke atas): 3.500-10.500.
Nah, jumlah leukosit yang meningkat bisa menunjukkan tanda bahwa tubuh sedang merespons sebagai perlindungan terhadap serangan bakteri, virus, atau alergen. Berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis leukositosis, penyebab, gejala, dan penanganannya yang perlu Anda tahu.
Baca juga: Leukosit Tinggi pada Anak, Ini Penyebab dan Gejalanya
Jenis-jenis leukositosis
Ada beberapa jenis leukositosis, tergantung pada tipe sel darah putih yang meningkat, yakni:
1. Neutrofilia adalah peningkatan neutrofil, yang sering terjadi akibat infeksi bakteri atau peradangan.
2. Limfositosis adalah peningkatan limfosit, yang biasanya terkait dengan infeksi virus.
3. Monositosis adalah peningkatan monosit, sering dikaitkan dengan infeksi kronis atau gangguan autoimun.
4. Eosinofilia adalah peningkatan eosinofil, sering kali berhubungan dengan alergi atau infeksi parasit.
5. Basofilia adalah peningkatan basofil, yang jarang terjadi dan mungkin menunjukkan reaksi alergi atau gangguan hematologi.
Dengan mengetahui jenis leukositosis, dokter akan bisa lebih mudah untuk menentukan pengobatan yang tepat.
Penyebab leukositosis
Leukositosis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yakni:
1. Infeksi adalah penyebab paling umum. Saat tubuh melawan infeksi bakteri atau virus, produksi sel darah putih akan meningkat.
2. Reaksi alergi dapat memicu peningkatan eosinofil dalam darah sebagai respons terhadap alergen.
3. Obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid, bisa menyebabkan peningkatan sel darah putih.
4. Stres fisik atau psikologis juga bisa memicu leukositosis, karena tubuh menganggapnya sebagai ancaman.
5. Kondisi medis lainnya, seperti leukemia atau penyakit autoimun, juga bisa menyebabkan leukositosis.
Gejala leukositosis
Meskipun leukositosis sering kali terdeteksi melalui tes darah, ada beberapa gejala yang bisa dialami, yakni:
- Demam dan berkeringat di malam hari bisa menjadi tanda tubuh berusaha melawan infeksi.
- Merasa letih dan lelah karena tubuh bekerja keras melawan penyebab penyakit.
- Penurunan berat badan bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang serius.
- Pendarahan atau memar lebih mudah terjadi akibat gangguan pada sistem darah.
- Gatal-gatal dan muncul ruam di kulit akibat alergi
- Sesak napas.
Komplikasi leukositosis
Jika tidak ditangani, leukositosis bisa menimbulkan komplikasi serius. Meskipun tidak semua kasus menyebabkan komplikasi, penting untuk menyadari kemungkinan risikonya, seperti:
1. Gangguan pembekuan darah bisa terjadi jika jumlah sel darah putih terlalu tinggi dan memengaruhi fungsi trombosit.
2. Kerusakan organ akibat peningkatan tekanan pada organ vital oleh sel darah putih yang berlebihan.
3. Infeksi berulang karena sistem kekebalan tubuh terganggu, membuat lebih rentan terhadap infeksi baru.
Penanganan leukositosis
Penanganan leukositosis sendiri bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa perawatan leukositosis yang mungkin diperlukan.
1. Antibiotik atau antivirus bisa diresepkan jika leukositosis disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.
2. Perubahan pola makan atau gaya hidup mungkin diperlukan jika leukositosis terkait dengan alergi atau stres.
3. Medikasi untuk mengontrol penyakit dasar seperti obat untuk gangguan autoimun atau leukemia.
4. Pemantauan rutin termasuk tes darah berkala untuk memantau jumlah sel darah putih dan memastikan perawatan yang tepat.
Itulah beberapa hal yang perlu Anda tahu mengenai leukositosis, baik dari penyebab, gejala, hingga penanganannya. Jika Moms curiga anak atau anggota keluarga lainnya mungkin mengalami leukositosis, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan perawatan yang tepat. (M&B/SW/Foto: Freepik)