Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Bayi Besar di dalam Kandungan? Hati-Hati Makrosomia, Moms!

Bayi Besar di dalam Kandungan? Hati-Hati Makrosomia, Moms!

Siapa yang tak senang jika bayi di dalam kandungan tumbuh besar dan sehat ya, Moms. Namun, jika ukuran bayi di dalam kandungan terlalu besar, Anda perlu hati-hati, karena bisa jadi itu adalah makrosomia.

Makrosomia, atau dalam dunia kesehatan disebut fetal macrosomia, adalah kondisi ukuran bayi di dalam kandungan yang terlalu besar dan bisa memiliki berat lahir lebih dari 4.000 gram (4 kg). Sementara bayi normal umumnya memiliki berat lahir 2,5-4 kg. Lantas, apa penyebab bayi besar di dalam kandungan?

Baca juga: Kenali Makrosomia, Kondisi Hamil dengan Janin Terlalu Besar

Bayi yang gemuk kerap dianggap sehat dan menggemaskan bagi banyak orang. Hanya saja, situasinya tak akan baik jika bayi berukuran besar saat masih dalam kandungan. Kondisi ini tentunya bisa meningkatkan risiko terjadinya komplikasi saat persalinan.

Penyebab bayi besar di dalam kandungan

Mengutip Parents, makrosomia terbilang jarang terjadi dan muncul sekitar 3-15 persen dari total kehamilan. Ibu yang hamil dengan bayi makrosomia akan kesulitan melahirkan secara normal atau per vaginam. Selain itu, bayi berisiko mengalami cedera persalinan hingga bisa mengancam jiwa. Masalah paling serius adalah distosia bahu atau bahu bayi tersangkut di rahim saat keluar.

Dilansir dari WebMD, penyebab bayi berukuran besar atau makrosomia antara lain adalah diabetes gestasional yang tidak terkontrol, peningkatan berat badan berlebihan yang dialami bumil, obesitas, hamil lebih dari 40 minggu, bumil yang punya tinggi dan berat badan di atas rata-rata, dan bayi berjenis kelamin laki-laki.

Tanda-tanda bayi mengalami makrosomia

Selama Moms hamil, dokter biasanya memiliki beberapa metode untuk memprediksi ukuran bayi saat lahir, meskipun tidak 100 persen akurat. Namun, Moms bisa mewaspadai indikasi makrosomia jika menemukan tanda-tanda berikut ini.

1. Perut buncit lebih besar dari ukuran rata-rata

Jika bumil ingin mengetahui ukuran janin, ini bisa dilihat dari ukuran perut, khususnya dari tulang kemaluan sampai bagian atas rahim (tinggi fundus). Jika ukuran perut Anda lebih besar daripada ukuran rata-rata usia kehamilan, bayi kemungkinan berukuran lebih besar. Hanya saja, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), penyebab tinggi fundus di atas rata-rata juga bisa akibat obesitas atau fibroid rahim. Untuk itu, sebaiknya Moms memastikan kondisi ini ke dokter.

Baca juga: Normalkah Hamil 8 Bulan tapi Perut Masih Terlihat Kecil?

2. Cairan ketuban lebih banyak

Saat memeriksakan kandungan, cobalah untuk memastikan jumlah cairan ketuban Anda. Cairan ketuban yang lebih banyak daripada kadar normal bisa menandakan bumil akan melahirkan bayi berukuran besar. Riset menemukan bahwa cairan ketuban ekstra (polihidramnion) dikaitkan dengan risiko tiga kali lebih besar melahirkan bayi dengan makrosomia.

3. Hasil USG

USG dapat menunjukkan ukuran janin, walaupun tidak selalu akurat. Jika dokter memperkirakan Anda akan melahirkan bayi berukuran besar, cobalah konsultasikan untuk menghindari risiko saat persalinan.

4. Punya riwayat hamil bayi besar

Apakah kehamilan kali ini merupakan kehamilan anak kedua atau ketiga Anda? Moms perlu mengingat kembali berat lahir bayi Anda sebelumnya. Jika sebelumnya bayi Anda lahir dengan bobot di atas rata-rata, maka ada peluang sang adik kali ini lahir dengan ukuran cukup besar.

5. Menderita diabetes gestasional

Bumil dengan diabetes gestasional sering memiliki bayi berukuran di atas rata-rata, terutama jika kadar gula darah tidak terkontrol. Riset melaporkan bahwa diabetes gestasional menaikkan risiko makrosomia 15-45 persen. Angka ini lebih tinggi ketimbang bumil tanpa diabetes gestasional dengan risiko makrosomia hanya 12 persen.

Itulah penyebab bayi besar di dalam kandungan dan tanda-tanda bayi mengalami makrosomia. Rutinlah memeriksakan kandungan Anda untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada Anda maupun bayi Anda ya, Moms. (M&B/Elise/SW/Foto: Jcomp/Freepik)