Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

5 Penyebab Keputihan Abnormal saat Hamil

5 Penyebab Keputihan Abnormal saat Hamil

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram dan Youtube Mother & Beyond

Keputihan saat hamil merupakan hal yang umum terjadi dan biasanya kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan, Moms. Keputihan normal umumnya berwarna putih susu atau bening, tidak berbau menyengat, dan tidak menimbulkan rasa gatal atau nyeri.

Namun, Moms perlu waspada jika keputihan berubah warna, disertai bau tidak sedap, atau menyebabkan rasa tidak nyaman. Pasalnya, keputihan abnormal saat hamil bisa menjadi tanda adanya infeksi atau gangguan kesehatan tertentu yang memerlukan penanganan medis.

Karena itu, penting untuk memahami apa saja penyebab keputihan yang tidak normal selama kehamilan. Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini, Moms!

1. Infeksi jamur (candidiasis)

Infeksi jamur merupakan penyebab paling umum dari keputihan abnormal selama kehamilan. Keputihan biasanya berwarna putih kental seperti keju, disertai rasa gatal, perih, dan kemerahan di area vagina.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), peningkatan kadar estrogen selama kehamilan membuat area vagina lebih lembap dan mendukung pertumbuhan jamur Candida. Infeksi ini dapat diobati dengan krim antijamur yang aman untuk ibu hamil.

2. Vaginosis bakterialis

Vaginosis bakterialis adalah infeksi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat di vagina. Keputihan yang muncul biasanya berwarna abu-abu, encer, dan berbau amis terutama setelah berhubungan seks.

Kondisi ini umum terjadi pada ibu hamil, tapi bisa meningkatkan risiko komplikasi seperti kelahiran prematur, terutama jika tidak ditangani dengan baik. Pengobatan biasanya menggunakan antibiotik yang diresepkan oleh dokter.

Baca juga: Keputihan Normal saat Hamil, Seperti Apa Ciri-Cirinya?

3. Infeksi menular seksual (IMS)

Beberapa jenis IMS seperti trikomoniasis, klamidia, atau gonore bisa menyebabkan keputihan tidak normal saat hamil. Ciri khasnya adalah keputihan berwarna kuning kehijauan, berbusa, berbau menyengat, dan sering disertai rasa nyeri saat buang air kecil.

Infeksi menular seksual selama kehamilan harus segera diobati karena bisa memengaruhi kesehatan janin Anda, Moms. Pemeriksaan rutin ke dokter kandungan sangat dianjurkan, terutama jika Anda merasa mengalami gejala yang mencurigakan.

4. Servisitis

Servisitis adalah peradangan pada leher rahim (serviks) yang bisa disebabkan oleh infeksi atau iritasi. Gejalanya meliputi keputihan berwarna kuning atau hijau, kadang disertai darah, dan nyeri saat berhubungan intim.

Servisitis selama kehamilan dapat menimbulkan komplikasi jika tidak ditangani, misalnya, infeksi yang menyebar ke rahim dan mengganggu pertumbuhan janin dalam kandungan. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan pap smear atau swab untuk memastikan diagnosisnya.

Baca juga: Normalkah Keputihan Saat Hamil? Ini Penjelasannya, Moms

5. Ketuban pecah dini (KPD)

Jika cairan bening keluar terus-menerus dari vagina dan berbau manis atau amis, bisa jadi itu bukan keputihan, melainkan ketuban pecah dini (KPD). KPD bisa terjadi kapan saja selama kehamilan dan membutuhkan penanganan medis segera.

Cairan ketuban yang keluar sebelum waktunya dapat meningkatkan risiko infeksi dan kelahiran prematur. Karena itu, segeralah pergi ke rumah sakit jika Moms mencurigai munculnya kondisi ini.

Itulah 5 penyebab keputihan abnormal saat hamil. Meskipun keputihan adalah hal yang umum terjadi selama kehamilan, penting untuk Moms mengenali tanda-tanda keputihan abnormal.

Jangan ragu juga untuk memeriksakan diri ke dokter jika Anda mengalami perubahan pada keputihan, terutama jika disertai dengan gejala lain seperti nyeri, gatal, atau bau tak sedap. (M&B/Ayu/SW/Foto: DC Studio/Freepik)