Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Keputihan Normal saat Hamil, Seperti Apa Ciri-Cirinya?

Keputihan Normal saat Hamil, Seperti Apa Ciri-Cirinya?

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram dan Youtube Mother & Beyond

Moms, kehamilan adalah perjalanan yang penuh dengan perubahan, baik secara fisik maupun emosional. Salah satu perubahan yang mungkin Anda alami adalah keputihan yang meningkat. Lantas, apakah hal ini normal?

Keputihan selama kehamilan, atau yang dikenal sebagai leucorrhea, adalah cairan yang dikeluarkan oleh serviks dan dinding vagina. Kondisi ini adalah proses alami tubuh yang membantu menjaga kebersihan dan mencegah infeksi. Selama kehamilan, perubahan hormon seperti peningkatan estrogen dan aliran darah ke area panggul memicu produksi cairan ini.

Keputihan normal biasanya memiliki ciri-ciri berikut:

  • Warna: Transparan atau putih susu
  • Konsistensi: Tipis, licin, atau sedikit kental
  • Bau: Tidak berbau atau hanya sedikit harum.

Peningkatan keputihan ini umumnya dimulai sejak trimester pertama dan sering makin banyak mendekati persalinan, saat tubuh bersiap untuk melindungi janin dari infeksi.

Ciri-ciri keputihan normal selama hamil

Mengetahui tanda-tanda keputihan yang normal sangat penting saat Moms sedang hamil. Berikut ini ciri-ciri yang bisa Anda perhatikan.

1. Warna transparan atau putih susu. Keputihan normal cenderung tidak berwarna atau memiliki warna putih pucat. Hal ini mencerminkan kondisi kesehatan serviks dan lapisan vagina Anda.

2. Tidak disertai iritasi. Keputihan normal tidak akan menyebabkan rasa gatal, nyeri, atau perih di area vagina.

3. Konsistensi tipis. Keputihan ini biasanya encer atau sedikit kental, tidak menggumpal seperti keju cottage.

Kapan keputihan dikatakan tidak normal?

Meskipun keputihan normal selama kehamilan adalah bagian dari perubahan alami, ada saat-saat di mana perubahan cairan vagina bisa menjadi tanda masalah kesehatan. Berikut ini tanda-tandanya, Moms.

1. Perubahan warna

  • Hijau atau kuning: Bisa menjadi indikasi infeksi seperti trikomoniasis.
  • Cokelat atau merah: Bisa mengindikasikan darah, yang perlu segera ditangani oleh dokter.

2. Bau tak sedap. Keputihan yang berbau amis atau menyengat bisa menjadi tanda infeksi bakteri, seperti bakterial vaginosis.

3. Gatal atau nyeri. Jika keputihan menyebabkan iritasi, kemungkinan Anda mengalami infeksi ragi atau infeksi lainnya.

4. Volume berlebihan secara mendadak. Peningkatan cairan yang sangat mendadak atau terasa seperti aliran cairan terus-menerus bisa jadi merupakan tanda pecah ketuban dini.

Jika Moms melihat tanda-tanda tersebut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Baca juga: Keputihan Setelah Melahirkan, Normal Enggak Sih?

Jaga kebersihan area sensitif selama kehamilan

Ada sejumlah cara yang bisa Moms lakukan untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan di area sensitif selama kehamilan, yakni:

1. Gunakan pakaian dalam yang menyerap keringat. Pilihlah pakaian dalam berbahan katun untuk menjaga area intim tetap kering dan nyaman.

2. Hindari produk berpewangi. Produk seperti sabun berpewangi atau pantyliner beraroma bisa mengganggu keseimbangan pH alami vagina.

3. Cuci dengan air hangat. Gunakan air hangat tanpa sabun untuk membersihkan area intim. Sabun dengan pH tinggi dapat mengiritasi kulit dan mengganggu flora alami.

4. Rutin mengganti pantyliner. Jika Moms menggunakan pantyliner untuk menyerap cairan, gantilah secara rutin agar area tetap bersih.

Dengan merawat kebersihan secara rutin, Anda dapat mencegah risiko infeksi dan menjaga kesehatan tubuh selama kehamilan. Keputihan memang normal terjadi selama masa kehamilan. Dengan mengetahui batasan normal dan kapan harus berkonsultasi dengan dokter, Anda akan bisa melalui masa kehamilan dengan lebih tenang dan percaya diri, Moms. (M&B/Ayu/SW/Foto: Freepik)